Kisahkan Kekerasan Senjata Api, ’Trigger’ Cermin Luka Sosial yang Tersembunyi di Korea Selatan

 Kisahkan Kekerasan Senjata Api, ’Trigger’ Cermin Luka Sosial yang Tersembunyi di Korea Selatan

Netflix Trigger menjadi sorotan di Korea Selatan. Tak hanya di dalam negeri, serial ini juga laris di beberapa negara lain. Hingga Selasa, menurut data dari FlixPatrol, Trigger telah menempati peringkat pertama di lima negara, termasuk Korea, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Kisah kekerasan bersenjata api yang diangkat Trigger menjadi gambaran mendekati nyata mengenai kondisi Korea Selatan, terlebih dengan insiden penembakan di Incheon yang terjadi berdekatan dengan waktu perilisan serial ini.

Trigger menggali isu-isu sosial mendalam yang mencerminkan kondisi nyata di masyarakat Korea Selatan. Setiap episode menampilkan karakter yang terdorong mengangkat senjata karena alasan pribadi. Seorang ibu yang mencari keadilan atas kematian anaknya akibat kecelakaan kerja karena eksploitasi ekstrem, seorang pria yang hidup dalam keputusasaan akibat perlakuan tidak hormat dari orang lain di kamar kos sempitnya, para siswa yang tanpa dukungan orang dewasa mempertimbangkan bunuh diri karena kekerasan di sekolah, hingga seorang ayah yang berduka atas kematian putrinya karena bunuh diri setelah kehilangan seluruh tabungannya akibat penipuan.

Karena itulah, Trigger menjadi serial yang menggugah dan memaksa penonton untuk terus mempertanyakan, hingga menimbulkan empati atau bahkan kemarahan.

gil memerankan polisi bernama Lee Do, mantan penembak jitu militer yang kini menjadi polisi dan kembali mengangkat senjata demi menegakkan keadilan. Di tengah maraknya kasus senjata api ilegal, ia berjuang untuk melucuti masyarakat dengan menggunakan senjatanya sendiri. Dengan isu yang berkembang di dunia nyata, Nam-gil mengaku tidak menganggap enteng proyek Trigger. “Sekitar setengah populasi Korea Selatan punya pengalaman menangani senjata karena wajib militer. Aku ingin penonton internasional memahami keahlian profesional orang Korea dalam menggunakan senjata bukan sekadar menarik pelatuk, agar lebih mudah diterima,” jelas dalam wawncara dengan The Korea Times. Nam-gil mengaku khawatir dengan respons penonton di negara lain yang sedang mengalami bencana serupa. “Aku sempat bertanya-tanya apakah pesan dalam drama ini pantas untuk negara-negara yang sedang berjuang menghadapi hal tersebut,” imbuhnya. Trigger, yang dirilis pada 25 Juli, merupakan drama aksi bertema bencana senjata yang mengisahkan dua pria yang mengangkat senjata karena alasan masing-masing di tengah maraknya insiden penembakan dan pengiriman senjata api ilegal dari sumber tak dikenal di Korea, negara yang selama ini dikenal sebagai bebas senjata. Tanggal rilis serial ini secara acak bertepatan dengan tragedi penembakan nyata yang mengejutkan di Korea. Peristiwa kekerasan senjata api itu dilakukan seorang pria berusia 60-an yang menembak mati anaknya menggunakan senjata rakitan pada 20 Juli. Hal ini membuat Trigger terasa sangat tepat waktu dan sulit lagi disebut sebagai cerita fiksi yang tak mungkin terjadi.(dwi)