Cerita Penggugat Aufaa Beli Esemka Bekas Rp 45 Juta, Temui Pabrik Sepi Produksi

Aufaa Luqmana Re A, penggugat dalam perkara Mobil Esemka, akhirnya membeli satu unit mobil Esemka Bima Pickup bekas setelah gagal mendapatkan unit baru langsung dari pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
Mobil produksi tahun 2018 itu dibelinya dengan harga Rp 45 juta dan kini digunakan untuk usaha angkutan barang.
Setelah mendapatkan mobil idamannya, Aufaa membawa kendaraan tersebut ke pabrik PT SMK di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk melakukan servis. Namun, ia mendapati kondisi pabrik yang sepi tanpa aktivitas produksi maupun transaksi jual beli.
“Di Esemka saya datang tidak ada produksi mobil, jual beli mobil. Tapi untuk melakukan servis bisa. Tapi untuk jual beli ataupun produksi mobil tidak ada,” ujar Aufaa saat ditemui di Pengadilan Negeri Surakarta, Rabu (30/7/2025).
Cari Mobil Esemka Selama Sebulan
Aufaa mengaku telah mencari mobil Esemka Bima selama lebih dari satu bulan melalui berbagai marketplace, namun hasilnya nihil. Ia akhirnya menemukan satu unit bekas yang dilepas oleh pemilik lama dengan harga awal Rp 50 juta.
“Saya cari di marketplace sulit. Ketemu ini langsung beli. Sempat ditawar. Aslinya Rp 50 juta saya tawar Rp 40 juta. Akhirnya ambil tengah-tengah Rp 45 juta. Untuk jasa angkutan barang,” terangnya.
Menurutnya, kelebihan mobil Esemka Bima terletak pada bak yang luas dan harga yang terjangkau, cocok untuk menunjang usaha logistik skala kecil yang sedang ia rintis.
“Karena murah, tempatnya luas. Performanya sesuai harga,” ujar Aufaa.
Pengacara Sebut Pabrik Tak Lagi Produksi
Esemka Bima 1.3 . Mobil Esemka kembali menjadi sorotan publik setelah seorang pemuda asal Solo, Jawa Tengah, Aufaa Luqmana Re A (19), melayangkan gugatan perdata terhadap Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden ke-13 Ma?ruf Amin, dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) ke Pengadilan Negeri (PN) Solo.
Kuasa hukum Aufaa, Arif Sahudi, menyebut temuan ini memperkuat dugaan bahwa pabrik Esemka sudah tidak lagi memproduksi kendaraan roda empat.Ia menyatakan bahwa pihaknya sempat mengajukan permintaan pemeriksaan setempat (PS) untuk memastikan keberadaan kegiatan produksi, namun ditolak pihak pabrik.
“Ini kemarin digunakan untuk servis ke sana untuk bisa masuk. Ternyata tidak ada aktivitas, hanya bengkel. Kita mau PS ngecek produksi ditolak. Ternyata tidak dipasarkan secara umum. Kita nyari satu bulan lebih. Kita cek di Sambi, tidak ada produksi, tidak ada penjualan,” tegas Arif.
Meski kini sudah memiliki satu unit mobil bekas, pihak Aufaa menyatakan tetap akan membeli dua unit tambahan apabila PT SMK dapat memenuhinya.
“Kita kan minta dua. Dalam perjalanan beli sendiri. Kalau setelah putusan disiapkan dua, kita beli lagi,” ujar Arif.
Mobil Esemka Bekas Kian Langka
Keberadaan mobil Esemka bekas kini semakin sulit ditemukan, terutama di kawasan Solo Raya. Tim TribunSolo.com mencoba mencari unit bekas melalui Facebook Marketplace, namun hasil pencarian hampir nihil, terutama untuk model lama seperti Esemka Rajawali.
Yang tersedia hanya beberapa penawaran unit baru untuk model Bima 1.3 keluaran 2019 dan 2023.
Padahal, Facebook Marketplace dikenal sebagai tempat jual beli mobil bekas yang cukup lengkap, bahkan mobil keluaran tahun 70-90an pun masih banyak ditemukan.
Mobil Esemka sempat mencuri perhatian publik saat digadang-gadang sebagai produk otomotif nasional. Pada tahun 2013, PT SMK menyatakan telah menerima hingga 7.000 unit pesanan, dengan rencana produksi massal dimulai pada bulan Juli tahun itu.
Humas PT SMK saat itu, Sabar Budi, mengatakan para pemesan wajib menyetor uang muka sebesar 30 persen untuk mengaktifkan pesanan mereka. Model pertama yang akan dirakit adalah Esemka Rajawali SUV dengan harga Rp 140 juta hingga Rp 150 juta per unit.
“Sampai saat ini, ada beberapa pelanggan yang membatalkan pemesanan, tapi jumlahnya tidak banyak, sekitar belasan orang saja,” kata Sabar kala itu.
Namun, 12 tahun berselang, wujud mobil Esemka seperti menghilang dari pasaran.
PT SMK Klaim Masih Ada Stok dan Kembangkan Mobil Listrik
Kuasa hukum PT SMK, Arfian Indrianto, membantah bahwa pabrik tidak lagi beroperasi. Ia mengklaim kliennya saat ini masih memiliki stok hingga 50 unit mobil yang siap dipesan. Selain itu, pihak pabrik juga tengah melakukan pengembangan mobil listrik sejak akhir 2024.
“Hampir 50-an lebih. Ada yang sudah dipesan, ada yang menunggu untuk dipesan. Sementara dilakukan pengembangan supaya lebih bagus lagi,” ujar Arfian usai sidang di PN Surakarta, Selasa (16/7/2025).
Sebagai informasi, Aufaa sebelumnya menggugat mantan Presiden Joko Widodo, mantan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan PT SMK, karena merasa kecewa tidak bisa membeli mobil Esemka seperti yang dijanjikan.
Mobil ini sempat melejitkan nama Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo dan dijadikan simbol kemandirian industri otomotif nasional.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Aufaa Luqman Penggugat Mobil Esemka di Solo Akhirnya Beli Seken, ke Pabrik Sudah Tak Ada Produksi