Etika Duduk di Gerbong Restorasi: Boleh Jadi Tempat Kerja atau Tidak?

Pernah lapar saat naik kereta, lalu melangkah ke gerbong restorasi tapi semua kursi penuh—bukan karena orang sedang makan, melainkan sibuk meeting online, main gim, atau mengetik laporan?
Situasi seperti ini ternyata cukup sering jadi bahan perbincangan di media sosial.
Tak bisa dimungkiri, suasana di gerbong restorasi memang nyaman. Pemandangan berganti di luar jendela, aroma makanan tercium, dan kursi-meja tertata rapi membuat siapa pun betah berlama-lama. Namun, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengingatkan agar penumpang tetap berbagi ruang dengan bijak.
Gerbong restorasi adalah bagian khusus di rangkaian kereta api yang disediakan untuk melayani penumpang yang ingin makan atau minum selama perjalanan. Layanan ini dioperasikan oleh PT Reska Multi Usaha (KAI Service) yang menawarkan berbagai menu makanan dan minuman.
Lalu, apakah boleh menggunakannya untuk bekerja?
Pihak KAI menegaskan, gerbong restorasi diperuntukkan bagi penumpang yang membeli makanan atau minuman, dan penggunaannya dilakukan secara bergantian. “Bagi penumpang yang telah menghabiskan makanan/minumannya dianjurkan untuk kembali ke tempat duduk masing-masing guna memberikan kesempatan kepada penumpang lain,” tulis manajemen dalam akun media sosial X @kai121_, Selasa (12/8/2025).
Manajer Humas KAI Service, Nyoman Suardhita, juga menjelaskan bahwa gerbong restorasi adalah fasilitas umum bagi semua penumpang. Artinya, siapa pun boleh duduk di sana, baik untuk makan maupun bekerja, asalkan tetap memperhatikan kepentingan bersama. “Ada baiknya kalau sudah selesai makan, bergantian dengan penumpang lain yang mau makan,” ujarnya.
Nyoman mengibaratkan kondisi tersebut seperti di restoran: duduk terlalu lama tanpa membeli makanan akan terasa mengganggu, apalagi saat ada orang lain yang sedang menunggu meja kosong.
Mengingat jumlah kursi di gerbong restorasi terbatas, penumpang diimbau mengutamakan fungsi utamanya sebagai tempat makan dan minum.
Jika ingin bekerja, sebaiknya hindari melakukannya terlalu lama, terutama di jam-jam ramai, agar semua penumpang bisa mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati fasilitas tersebut.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!