Fakta Kecelakaan Kereta Api di Padang, Brio Terseret 10 Meter, Dua Pelajar Meninggal

kecelakaan kereta api, Padang, kecelakaan kereta di padang, kecelakaan kereta api di padang, kecelakaan kereta api di padang hari ini, Fakta Kecelakaan Kereta Api di Padang, Brio Terseret 10 Meter, Dua Pelajar Meninggal

Polisi mengungkap kronologi kecelakaan kereta api dengan minibus Honda Brio yang ditumpangi tujuh siswi SMAN 10 Padang di Padang, Sumatera Barat.

Peristiwa tragis ini terjadi di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di kawasan Jati Koto Panjang, Kamis (21/8/2025) siang, dan mengakibatkan dua siswi meninggal dunia.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar, AKBP Dewi Suryani, menjelaskan kecelakaan bermula ketika ketujuh siswi tersebut menghadiri acara melayat keluarga teman mereka.

“Mereka itu awalnya pergi melayat karena ada keluarga temannya yang meninggal,” kata Dewi kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (22/8/2025).

Menurut Dewi, setelah selesai menyalatkan jenazah di masjid yang tak jauh dari rumah duka, para siswi berencana kembali melewati perlintasan kereta api tersebut.

“Jarak antara rumah duka dengan masjid tempat menyolatkan jenazah tidak jauh, tetapi melewati perlintasan sebidang kereta api itu,” ujarnya.

Mobil Mendadak Mogok di Rel

Sekitar pukul 11.45 WIB, minibus Brio yang mereka tumpangi tiba-tiba mati mesin di tengah rel kereta. Pada saat bersamaan, kereta bandara tengah melintas sehingga tabrakan tak terhindarkan.

“Minibus terseret sekitar 10 meter yang menyebabkan dua penumpang meninggal dunia,” kata Dewi.

Ia menambahkan, perlintasan sebidang di lokasi tersebut hanya dilengkapi lampu rambu, namun tidak memiliki palang pintu. Kondisi jalan menanjak di area rel juga menambah risiko kecelakaan.

Saat ini, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk kepentingan penyelidikan.

KAI: Konstruksi Jalan Tak Layak

Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dadan Rudiansyah, menilai konstruksi jalan di perlintasan sebidang itu sudah tidak layak.

“Kalau kita lihat secara konstruksi, memang ini sebetulnya sudah tidak layak. Karena ini konstruksinya menanjak, kalau orang menyebrang di sini, pasti ngegas,” kata Dadan saat meninjau lokasi bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR, Andre Rosiade, Jumat (22/8/2025).

Dalam kesempatan itu, Dadan yang didampingi Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Hendrialdi, dan Kepala KAI Divre II Sumbar, Muh. Tri Setyawan, juga menyampaikan belasungkawa.

“Kami menyampaikan turut berdukacita. Jadi, memang ini musibah. Atas nama direksi, kami sampaikan belasungkawa terhadap para korban,” ujar Dadan.

Ia menegaskan, ke depan perlu evaluasi menyeluruh terhadap perlintasan sebidang yang kondisi jalannya dinilai tidak sesuai standar.

“Mungkin ke depannya harus dievaluasi beberapa perlintasan yang konstruksinya tidak sesuai, atau perlu perbaikan jalannya,” katanya.

Evaluasi Peralatan dan Anggaran

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Hendrialdi, menuturkan pihaknya telah melakukan inventarisasi peralatan keselamatan, seperti Early Warning System (EWS) dan Jalan Perlintasan (JPL), di berbagai lokasi.

“Terkhusus EWS yang di lokasi ini masih aktif. Ini pun kami baru inventarisasi kemarin. Dalam dua hari ini selesai inventarisasi seluruh kerusakan. Apa yang rusak dan apa yang beroperasi nanti akan kami buatkan semacam KAK dan RAB-nya yang akan kami ajukan untuk biaya pemeliharaannya,” kata Hendrialdi.

Ia menjelaskan, saat ini anggaran untuk perawatan EWS maupun JPL belum tersedia.

Namun, pihaknya akan mengajukan proposal kepada Kementerian Perhubungan serta PT KAI untuk mendukung upaya peningkatan keselamatan.

“Di anggaran kami, biaya EWS maupun JPL belum tersedia sebelumnya. Karena ini aset DJKA, seyogianya adalah perawatan dari kami. Karena ada efisiensi anggaran, kami sudah sampaikan kepada Pak Andre bahwa kami akan coba ajukan semua anggaran terkait inventarisasi yang ada, termasuk proposal pemasangan plang,” jelasnya.

Menurut Hendrialdi, pihaknya juga telah menjadwalkan rapat bersama PT KAI Pusat dan DJKA untuk membahas penanganan perlintasan sebidang yang menjadi prioritas.

“Nanti hari Senin, kami juga siapkan rapat dengan PT KAI pusat dan DJKA, untuk membahas lokasi-lokasi perlintasan sebidang yang sifatnya prioritas dan perlu penanganan secepatnya. Nanti hasilnya akan kami sampaikan juga ke Pak Andre,” ucap Hendrialdi.

Diketahui, kecelakaan kereta api di Padang ini mengakibatkan dua siswi SMAN 10 Padang meninggal dunia, sementara lima siswi lainnya selamat.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " dan "Kronologi Kecelakaan Kereta Vs Brio di Padang, Berawal 7 Siswi Pergi Melayat, 2 Tewas"

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!