Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Data Badan Pangan Nasional, dari rata-rata nasional senilai Rp15.595 per kg pada Mei, naik menjadi Rp 15.747 per kg pada Juni, meroket ke angka Rp 16.046 per kg pada Juli, dan mencapai puncaknya menjadi Rp 16.197 per kg pada Agustus.

Namun, warga merasakan jika harga beras terutama beras premium dirasakan sudah di atas Rp 80 ribu per kemasan 5 kilogram. Serta ada pembatasan pembelian.

Tercatat, periode 1 Agustus–30 Agustus, terdapat 22 provinsi yang mengalami penurunan harga beras, yakni Aceh, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung.

Lebih lanjut, provinsi lainnya yang berhasil menurunkan harga beras adalah Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat Daya, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, harga beras turun di 32 provinsi menyusul digalakkannya distribusi beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) ke masyarakat.

"Menurut pemantauan dari satgas, di 32 provinsi sudah turun (harga). Ini pantauan dari satgas,” ucap Amran dalam acara Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu.

Pernyataan tersebut terkait harga beras yang merangkak naik sejak Juni dan berada di puncaknya pada Agustus.

Peningkatan harga tersebut menyebabkan pemerintah menempuh langkah strategis untuk menekan harga, yakni menggencarkan distribusi beras SPHP ke masyarakat.

Amran berniat untuk menurunkan harga beras lebih lanjut, ia tetap berupaya untuk menjaga harga beras agar tidak terlalu rendah. Apabila harga beras menjadi terlalu rendah, lanjut dia, pihak yang terpukul adalah petani.

"Jadi, bagaimana petani HPP-nya tetap Rp 6.500 dan konsumennya mendapatkan harga yang baik, sehingga dua-duanya bahagia. Petani tersenyum, konsumen bahagia. Itu mimpi kami,” kata Amran.