Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, Kamis pukul 11.18 WIB, harga beras premium secara nasional mencapai Rp 15.965 per kg turun dari sebelumnya Rp 16.081 per kg.
Lalu, beras medium di harga Rp 13.860 per kg turun dari hari sebelumnya Rp 13.954 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp 12.555 per kg turun dari sebelumnya Rp 12.572 per kg.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap lebih murah dari pada harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang dijual di pasaran.
"Perlu dicatat harga beras SPHP yang ada di Bulog tidak berubah," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Kamis (4/9).
Ia menyebutkan beras SPHP dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp 12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi); Rp 13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan Rp 13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua).
Kebijakan harga beras SPHP yang tidak berubah mengikuti HET terbaru merupakan hasil keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dihadiri oleh kementerian/lembaga terkait, dan menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat.
Sementara itu, HET beras medium sesuai zona secara rinci sebagai berikut pertama zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi) sebesar Rp 13.500/kg.
Kemudian HET beras medium untuk zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan) sebesar Rp 14.000/kg. Sedangkan zona 3 (Maluku dan Papua) sebesar Rp 15.500/kg
“Semua kebijakan harga, dalam hal ini keputusan terkait HET beras ini merupakan hasil kesepakatan Rakortas Kemenko Pangan yang dihadiri oleh kementerian/lembaga terkait, bukan keputusan sepihak," ujar Arief.
Ia menegaskan, penetapan harga tetap mempertimbangkan keseimbangan antara petani, pedagang, dan konsumen.
"Saat ini intervensi stabilisasi pangan kita gencarkan, kami tentunya bersama seluruh stakeholder terkait terus menyalurkan beras SPHP," tuturnya. (*)