Panduan dari Psikolog Atas Cemas Ketika Gejolak Politik Memanas

- Situasi politik dan sosial di dalam negeri yang penuh gejolak sering kali membuat masyarakat merasa khawatir dan cemas. Lalu, bagaimana cara menghadapi rasa cemas tersebut agar tidak mengganggu kehidupan sehari-hari?
Psikolog Meity Arianty menjelaskan, penting bagi setiap orang untuk mampu mengatur diri dalam menyerap informasi.
Ada sejumlah langkah praktis yang bisa dilakukan agar rasa cemas tetap terkendali. Berikut beberapa cara yang disarankan Meity.
6 Cara atasi rasa cemas akibat kondisi negara
1. Jaga keseimbangan antara informasi dan kesehatan mental
Meity menekankan, setiap orang perlu mengatur porsi antara kebutuhan informasi dengan kondisi emosional.
“Penting untuk menjaga keseimbangan antara mendapatkan informasi yang relevan dan mengelola dampak emosionalnya,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (30/8/2025).
Artinya, masyarakat tetap perlu mengetahui perkembangan isu negara, tetapi tidak sampai membiarkan berita tersebut memicu stres berlebihan yang berdampak pada kesehatan diri sendiri.
2. Batasi paparan berita saat cemas berlebih
Salah satu langkah sederhana adalah membatasi konsumsi informasi saat kamu sudah merasa cemas berlebih agar tidak menambah rasa khawatir.
“Misalnya dengan membatasi paparan terhadap berita yang menambah kecemasan dan melibatkan diri dalam aktivitas yang menenangkan atau mendukung kesehatan mental,” ujarnya.
Masyarakat dianjurkan untuk mengurangi waktu untuk membuka media sosial atau televisi ketika merasa terganggu oleh berita-berita yang bernuansa negatif.
Namun, jika sudah dalam keadaan yang lebih baik, kamu bisa kembali mengonsumsi berita dan turut menyuarakan pendapat.

Ratusan driver ojol di Bandar Lampung menggelar aksi damai di Tugu Adipura atas tragedi Affan Kurniawan, Jumat (29/8/2025) malam.
3. Tetap ikuti perkembangan dengan bijak
Menghentikan akses berita sama sekali bukanlah solusi. Menurut Meity, tetap penting untuk mengetahui perkembangan terbaru, hanya saja dilakukan secara bijak.
“Silakan tetap mengikuti update berita tapi bijaklah dan jangan membiarkan informasi negatif mempengaruhi kondisi mental anda berlarut-larut,” ujarnya.
Dengan begitu, masyarakat tetap bisa terinformasi, tetapi tidak sampai membiarkan diri larut dalam kecemasan.
4. Atur durasi konsumsi berita dalam sehari
Meity juga menyarankan prinsip news diet atau pembatasan paparan informasi.
Caranya adalah dengan mengatur durasi sekaligus memilih sumber yang benar-benar kredibel. Misalnya, sisihkan waktu 1 jam dalam sehari untuk mengetahui informasi terkini.
“Misalnya, batasi durasi menonton atau membaca berita hanya beberapa menit dalam sehari dan memilih sumber yang dapat dipercaya untuk menghindari penyebaran berita yang tidak akurat atau hoax,” jelasnya.
Langkah ini bisa mencegah masyarakat terjebak dalam informasi yang menyesatkan sekaligus mengurangi beban emosional akibat berita berlebihan.
5. Lakukan relaksasi dan aktivitas menenangkan
Selain mengatur konsumsi berita, penting juga melibatkan diri dalam aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan. Misalnya ketika kita mulai cemas, praktikkan olah nafas atau melakukan aktivitas favorit.
“Jangan lupa sering lakukan olah nafas atau teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, atau olahraga ringan yang dapat membantu menurunkan kecemasan dan membantu anda lebih rileks dalam menghadapi hidup ini,” saran Meity.
Dengan cara ini, tubuh dan pikiran bisa kembali seimbang meski situasi luar terasa tidak pasti.
6. Terapkan perspektif yang lebih seimbang
Menurut Meity, teori kognitif-behavioral mengajarkan masyarakat untuk menilai informasi secara lebih objektif.
Alih-alih larut dalam rasa takut, masyarakat sebaiknya berfokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Misalnya lebih fokus pada hal-hal positif yang dapat anda kontrol yang bisa anda lakukan dalam kehidupan anda sendiri, agar anda dapat tetap terinformasi tanpa membiarkan kecemasan menguasai anda,” tambah Meity.
Rasa cemas akibat kondisi negara adalah reaksi alami, namun bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Mengikuti perkembangan informasi memang sangat diperlukan, begitu pula dengan menyumbang partisipasi yang aktif di kondisi saat ini.
Seperti yang ditegaskan Meity, kuncinya adalah bijak dalam menyerap informasi dan mampu mengendalikan reaksi emosional agar kecemasan tidak berkembang menjadi masalah serius.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!