Angelina Sondakh Ungkap Hal Mengejutkan Soal Anggota DPR yang Idealis Bela Kepentingan Rakyat

Angelina Sondakh kembali mengungkap tentang kehidupannya saat menjadi anggota DPR RI. Seperti diketahui, Angelina Sondakh sempat menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode yakni 2004-2009 dan 2009-2014.
Dalam wawancarnya dengan Feni Rose beberapa waktu lalu, Angelina Sondakh mengungkap bahwa di zamannya DPR begitu kotor.
”Ini ngomongin di zaman saya dan di lingkungan saya karena DPR itu terbagi-bagi ya. Mungkin ada yang elit, ini yang ambil keputusan, ini yang nge-godok artinya yang pernah di sana pasti ngertilah. Cuman kalau sekarang aku nggak bisa menilai,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube, Jumat 5 September 2025.
Lebih lanjut diungkap Angie sapaannya juga sempat menyinggung soal banyaknya permainan kekuasaan di zamannya. Dia juga menyinggung soal seharusnya nilai idealisme untuk kepentingan rakyat di zamannya malah menjadi kepentingan segelintir orang dan kelompok tertentu saja.
” It’s about game, akrobatiknya orang. Banyak permainan kekuasan. Sesungguhnya nilai idealisme untuk kepentingan rakyat tapi di zamannya aku dan yang aku lihat itu menjadi kepentingan segelintir orang dan segelintir kelompok saja,” kata dia.
Terkait dengan kemungkinan seseorang yang awalnya idealis namun malah berpaling dari rakyat. Angelina Sondakh punya jawaban sendiri.
” Jadi kalau ada orang yang idealis yang ingin membela kepentingan masyarakat ketika masuk di situ bisa lupa?,” tanya Feni Rose.
”Mungkin kalah set kali ya karena ini sistim. Kita bicara sistim yang memang sudah ada dan mungkin sudah menjadi budaya. Kalau misalkan menjadi budaya kan akhirnya permisif dan selalu mengatakan excuse udah biasa,” jawab Angelina Sondakh.
Angie juga mengingat kembali bahwa di awal-awal menjadi anggot dewan saat itu dirinya cukup idealis membela kepentingan rakyat. Namun pada akhirnya ’terbawa arus’. Hingga akhirnya pada 2012 lalu istri dari mendiang Adije Massaid ini terjerat kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet di Palembang tahun 2011 silam.
”Zaman aku dulu, aku masih muda kali ya beum bisa melihat true colors. Jadi lima tahun pertama aku idealis, aku memperjuangkan orang, aku mengambil langkah untuk save the earth, tapi akhirnya terbawa arus juga,”kata dia.
Angie juga menyebut bahwa sulit untuk melawan godaan sebagai anggota dewan.
” Tadi candu, dan adiktif. The more people give you the respect terus kita merasa kayak ‘ya I want it more, I want it more’. Jadi yang mungkin dulu cuman anggota, terus aku jadi wakil ketua, aku jadi sekjen. Jadi pergulatan mental pada seseorang yang diberikan jabatan publik dan Amanah publik ada pada dirinya sendiri,” kata dia.
Angie juga menyinggung bahwa jika seseorang tidak memiliki tekad dan mental yang kuat untuk membela rakyat. Maka mudah bagi orang tersebut untuk terjerumus ke hal-hal negatif termasuk apa yang terjadi pada dirinya di tahun 2012 lalu.
”Kalau memang kurang kuat dan aku yakin saat dulu aku sangat tidak kuatlah namanya juga baru 27 tahun masih punya banyak mimpi dan ambisi akhirnya kehilangan kepekaan, empati, simpati kepada masyarakat dan berpikir ’what i have to get next ya’ dan untuk itu harus mempertahankan posisi sekarang. Untuk mempertahankan posisi ini segala cara dilakukan karena banyak sekali juga dalam posisi ini banyak yang mengarah ke sana tapi jalannya cuman satu dan yang ngantri banyak banget,” kata dia.