PAN Minta Eko Patrio dan Uya Kuya Tak Digaji Usai Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR RI

Eko Patrio, Uya Kuya, Eko Patrio dan Uya Kuya, PAN Minta Eko Patrio dan Uya Kuya Tak Digaji Usai Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR RI

 Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR mengambil langkah tegas terhadap dua kadernya, Eko Patrio dan Uya Kuya.

Setelah keduanya dinonaktifkan dari keanggotaan DPR RI, PAN meminta agar gaji, tunjangan, serta seluruh fasilitas yang melekat pada jabatan legislatif tidak lagi diberikan selama status nonaktif tersebut berlaku.

Ketua Fraksi PAN DPR, Putri Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa langkah ini sudah disampaikan langsung ke Sekretariat Jenderal DPR.

“Fraksi PAN sudah meminta agar hak berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas lain yang melekat pada jabatan anggota DPR RI dengan status non-aktif dihentikan selama status tersebut berlaku,” kata Putri dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

Jaga Muruah Parlemen dan Akuntabilitas

Putri menegaskan keputusan itu diambil untuk menjaga wibawa DPR yang saat ini tengah dikritik publik.

Selain ke Sekjen DPR, permintaan serupa juga disampaikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Menurut Putri, PAN ingin memastikan anggaran negara digunakan sesuai aturan serta tetap transparan.

“Ini merupakan bentuk tanggung jawab Fraksi PAN dalam menjaga akuntabilitas dan kepercayaan publik,” ujarnya.

Eko Patrio, Uya Kuya, Eko Patrio dan Uya Kuya, PAN Minta Eko Patrio dan Uya Kuya Tak Digaji Usai Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR RI

Motor gerobak yang disalurkan Putri Zulkifli Hasan untuk mendorong program pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Bandar Lampung, Kamis (7/8/2025).

Eko Patrio Minta Maaf

Sebelumnya, Eko Patrio telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun Instagram @ekopatriosuper pada Sabtu (30/8/2025).

Dalam video yang diunggah, ia tampak didampingi oleh politisi PAN lain, Sigit Purnomo Said (Pasha Ungu).

“Dengan penuh kerendahan hati, saya Eko Patrio menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat atas keresahan yang timbul akibat perbuatan yang saya lakukan,” ujar Eko.

Ia mengaku menyadari bahwa aksi unjuk rasa yang berujung anarkistis telah menimbulkan luka mendalam, terutama bagi keluarga korban.

“Tidak sedikit pun terbesit niat dari saya untuk memperkeruh keadaan. Tentunya, ke depan saya akan lebih berhati-hati dalam bersikap dan juga menyampaikan pendapat,” tambahnya.

Uya Kuya Ikut Menyampaikan Permintaan Maaf

Hal serupa juga disampaikan Uya Kuya, yang mengakui tindakannya berdampak buruk bagi masyarakat.

“Saya Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, tulus dari hati saya yang paling dalam untuk seluruh masyarakat Indonesia atas apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” kata Uya.

Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya.

“Tidak ada sedikit pun niat dari kami untuk membuat suasana ini menjadi gaduh. Tapi janji saya, dari hati saya yang paling dalam, saya akan lebih berhati-hati lagi dalam bersikap,” ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.