Peneliti UB Temukan 2 Genus Mikroalga Baru, Ungkap Kekayaan Laut Nusantara

Universitas Brawijaya, mikroalga, universitas brawijaya, Mikroalga adalah, Peneliti UB Temukan 2 Genus Mikroalga Baru, Ungkap Kekayaan Laut Nusantara

Tim peneliti dari Universitas Brawijaya (UB) Malang berhasil mengidentifikasi dua genus mikroalga baru yang ditemukan di wilayah Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, dan Teluk Tomini, Sulawesi Tengah.

Penemuan ini dianggap penting karena mikroalga merupakan salah satu organisme kunci dalam ekosistem laut.

Ketua Tim Peneliti sekaligus dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB, Oktiyas Muzaky Luthfi, S.T., M.Sc., menjelaskan, dua genus baru tersebut diberi nama Paracatenula dan Wallaceago.

“Genus Paracatenula kami temukan di Bawean dan Wallaceago di Teluk Tomini,” ujar Oktiyas di Kota Malang, Jumat (21/6/2025), seperti ditulis Antara.

Ciri-ciri genus mikroalga baru

Paracatenula porostriata memiliki cangkang melingkar dengan lubang kecil dan katup pipih.

Sementara, Wallaceago porostriatus, setengah dari bentuk katup menyerupai belah ketupat dengan garis halus di bagian bawah.

Penamaan Wallaceago merupakan bentuk penghormatan terhadap Alfred Russel Wallace, seorang naturalis dan penjelajah yang terkenal karena kontribusinya terhadap biogeografi dan evolusi.

Selain dua genus tersebut, tim juga menemukan spesies-spesies baru dari genus Catenula dan Catenulopsis, termasuk Catenula boyanensis, Catenula komodensis, Catenula decusa, Catenula densestriata, dan Catenulopsis baweana.

Lokasi penemuan mencakup Bawean, Pantai Tiga Warna di Malang, dan Teluk Tomini.

Penelitian kolaboratif internasional

Penelitian dilakukan sejak 2021 hingga 2024 menggunakan teknik mikroskop cahaya dan mikroskop elektron pemindai (SEM).

Tim meneliti diatom dari sedimen dan karang mati di kawasan terumbu karang. Proyek ini juga melibatkan peneliti dari University of Szczecin dan University of Rzeszow (Polandia) dan University of Michigan (Amerika Serikat).

Pentingnya penemuan mikroalga baru

Oktiyas menjelaskan bahwa mikroalga bukan hanya fondasi dari rantai makanan laut, tapi juga menyumbang sekitar 20 persen oksigen di bumi.

“Penemuan ini penting untuk pemantauan lingkungan laut, studi ekologi perairan tropis, hingga paleoekologi,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa hasil ini menunjukkan kekayaan biodiversitas mikroskopik yang dimiliki laut Indonesia, yang masih menyimpan banyak misteri.

“Ini membuktikan bahwa laut Indonesia penuh dengan kehidupan mikroskopik yang belum sepenuhnya kita pahami,” jelasnya.