Psikolog Beri Cara Bedakan Janji Tulus dan Janji Palsu dalam Hubungan

janji pasangan, hubungan sehat, Janji Manis, psikologi cinta, janji tinggal janji, janji cinta, Psikolog Beri Cara Bedakan Janji Tulus dan Janji Palsu dalam Hubungan

Dalam sebuah hubungan, janji termasuk yang sering diucapkan, tapi tidak selalu ditepati. Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah janji pasangan bisa dipercaya atau hanya manis di bibir?

“Eksplorasi terhadap diri sendiri dan hubungan ini maupun eksplorasi tentang pasangan kita itu akan sangat membantu kita untuk lebih aware dengan konsistensi ucapan dengan tindakan dari pasangan,” ujar Psikolog Klinis Melisa, M.Psi., Psikolog saat diwawancarai Kompas.com, belum lama ini.

Cara mengenali janji tulus dan janji palsu dalam hubungan

Eksplorasi diri sendiri

janji pasangan, hubungan sehat, Janji Manis, psikologi cinta, janji tinggal janji, janji cinta, Psikolog Beri Cara Bedakan Janji Tulus dan Janji Palsu dalam Hubungan

Psikolog menjelaskan cara membedakan janji tulus dan omong kosong pasangan dalam hubungan. Simak selengkapnya.

Melisa menjelaskan, mengenali kebenaran di balik janji pasangan sebenarnya bisa dilakukan melalui proses eksplorasi terhadap diri sendiri dan dinamika hubungan secara menyeluruh.

Menurut Melisa, proses ini membutuhkan rasa ingin tahu yang sehat.

Bukan dalam konteks curiga berlebihan, tetapi lebih kepada pengamatan terhadap apakah ucapan pasangan sejalan dengan apa yang benar-benar dilakukan dalam keseharian.

“Jadi kuncinya adalah pengenalan diri, eksplorasi, rasa ingin tahu kita terhadap diri sendiri maupun dengan pasangan,” ucapnya. 

Peka terhadap detail

Melisa menambahkan, sering kali tanda-tanda dari kesesuaian antara janji dan tindakan pasangan bisa terlihat dalam momen-momen kecil yang mungkin luput dari perhatian.

Oleh karenanya, penting bagi seseorang untuk peka terhadap detail, bagaimana pasangan merespons, menepati janji kecil, atau menunjukkan usaha nyata.

“Karena dari scene per scene itu bisa membantu kita untuk meng-capture apakah omongan atau ucapan dari pasangan kita itu terimplementasikan dengan nyata atau sebaliknya,” katanya.

Melisa menyarankan agar seseorang tidak mudah terbuai oleh janji yang terdengar indah, tetapi juga tidak menjadi terlalu skeptis.

Paling utama adalah tetap sadar akan apa yang dibutuhkan dalam hubungan, dan apakah pasangan mampu memenuhi itu dengan nyata, bukan sekadar kata-kata.