Negara Ini 3 Kali Berturut-turut Jadi Juara Work-Life Balance Terbaik Dunia, Warga RI Minat?

Selandia Baru skyline
Selandia Baru skyline

 Di tengah meningkatnya tekanan pekerjaan, jam kerja panjang, dan fenomena burnout yang melanda banyak negara, menjaga work life balance menjadi isu penting bagi para pekerja di seluruh dunia. Masyarakat kini semakin menyadari bahwa keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menjaga kesehatan fisik, mental, serta kualitas hidup yang lebih baik.

Dalam laporan Global Life-Work Balance Index 2025 yang dirilis oleh Remote, New Zealand kembali menegaskan posisinya sebagai negara terbaik di dunia untuk urusan work life balance. Dengan skor tinggi mencapai 86,87 dari 100, negara ini berhasil mempertahankan gelar juara selama tiga tahun berturut-turut. 

Prestasi tersebut menjadikan New Zealand sebagai acuan global tentang bagaimana sebuah negara dapat memprioritaskan manusia di atas produktivitas semata.

Alasan New Zealand Jadi Nomor Satu

Keberhasilan New Zealand tidak terlepas dari berbagai kebijakan ketenagakerjaan yang progresif dan berpihak pada pekerja. Negara ini memberikan 32 hari cuti tahunan resmi, salah satu jumlah cuti paling besar di dunia. 

Selain itu, tersedia pula cuti melahirkan hingga 26 minggu dengan dukungan gaji yang dibiayai penuh oleh pemerintah, sebuah kebijakan yang sangat mendukung kesejahteraan keluarga.

New Zealand juga memiliki upah minimum yang sangat kompetitif, yakni sekitar NZ$23,50 per jam, menjadikannya salah satu yang tertinggi di dunia. Layanan kesehatan dibiayai pemerintah sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa diskriminasi. 

Ditambah lagi, lingkungan sosialnya dikenal aman, inklusif, dan memiliki skor tinggi dalam hal keselamatan publik serta kesetaraan bagi semua kelompok masyarakat.

Budaya Hidup Seimbang yang Kuat

Lebih dari sekadar regulasi, kunci utama keberhasilan New Zealand adalah budaya masyarakatnya yang menjunjung tinggi keseimbangan hidup. Bagi warganya, hidup bukan hanya soal bekerja, melainkan juga tentang menikmati waktu bersama keluarga, beraktivitas di alam, serta terlibat dalam komunitas lokal.

Banyak perusahaan di New Zealand mendukung fleksibilitas kerja, termasuk kebiasaan mengakhiri pekerjaan lebih awal pada hari Jumat dan memberikan opsi kerja jarak jauh. Akhir pekan biasanya digunakan untuk pergi ke pantai, mendaki gunung, atau sekadar berkumpul dengan keluarga (whānau). 

Anak-anak juga tumbuh di lingkungan yang aman, hijau, dan sehat, dengan orang tua yang didukung penuh untuk hadir dalam momen penting kehidupan keluarga.

Dampak bagi Masyarakat

Pendekatan hidup seimbang ini membuat warga New Zealand memiliki tingkat kepuasan hidup yang tinggi. Mereka melaporkan stres pribadi yang rendah, dukungan sosial yang kuat, serta kualitas hubungan keluarga yang baik. 

Tidak mengherankan jika negara ini juga konsisten masuk dalam daftar negara paling bahagia di dunia. Selain itu, kebijakan dan budaya yang menekankan keseimbangan hidup juga terbukti meningkatkan produktivitas di tempat kerja. 

Karyawan yang bahagia dan sehat mampu memberikan kontribusi lebih besar, baik bagi perusahaan maupun perekonomian secara keseluruhan. Dengan kata lain, model life-first culture yang diterapkan New Zealand tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga berdampak positif bagi pertumbuhan negara.

Jadi Inspirasi untuk Dunia

Konsistensi New Zealand dalam mempertahankan gelar sebagai negara terbaik dunia untuk work life balance selama tiga tahun berturut-turut memberikan inspirasi penting bagi negara lain. 

Model yang mereka terapkan membuktikan bahwa menciptakan lingkungan kerja yang sehat, ramah keluarga, dan mendukung kesejahteraan masyarakat bukan sekadar idealisme, melainkan sesuatu yang nyata dan dapat dicapai.

Dengan keberhasilan ini, New Zealand tidak hanya menjadi destinasi impian bagi pekerja global, tetapi juga teladan bagaimana sebuah negara bisa membangun sistem yang menempatkan kebahagiaan dan kualitas hidup sebagai prioritas utama. Bagaimana, Anda tertarik kerja di New Zealand?