Rendang dan Gulai Masuk Daftar 100 Makanan "Stews" Terbaik Dunia versi Taste Atlas

Hidangan tradisional Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah kuliner internasional. Dua kuliner khas Nusantara, yakni rendang dan gulai, berhasil masuk dalam daftar 100 hidangan stew (rebusan) terbaik di dunia versi laman kuliner internasional TasteAtlas.
Dalam kategori Best Stews in the World, rendang menempati peringkat ke-7 dengan perolehan rating 4,5 bintang, sementara gulai berada di posisi ke-11 dengan rating yang sama.
Lebih jauh lagi, varian gulai ayam juga masuk dalam daftar dan menempati posisi ke-85 dengan rating 4,3 bintang.
Rendang, Simbol Budaya Minangkabau dan Cita Rasa Kelas Dunia
Rendang adalah hidangan berbahan dasar daging yang berasal dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Masakan ini dikenal luas karena cita rasanya yang pedas, kaya rempah, dan proses memasaknya yang memakan waktu lama hingga berjam-jam.
Menurut Taste Atlas, metode memasak rendang yang lambat dan penggunaan rempah-rempah berlimpah diyakini sebagai bentuk adaptasi terhadap iklim tropis Indonesia.

Hal ini memungkinkan daging bisa diawetkan dalam waktu yang lama, sesuai kebutuhan masyarakat Minang yang dahulu dikenal sebagai para perantau dan pedagang jarak jauh.
Lebih dari sekadar makanan, rendang juga mengandung makna simbolis. Empat bahan utama dalam rendang menggambarkan struktur masyarakat Minangkabau:
- Daging melambangkan para pemimpin adat,
- Kelapa melambangkan kaum cerdik pandai,
- Cabai sebagai simbol ulama atau pemimpin agama,
dan beragam rempah lainnya mencerminkan masyarakat secara umum.
Kini, rendang telah melintasi batas wilayah Indonesia dan dikenal luas sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Tidak hanya populer di Indonesia, rendang juga digemari di berbagai belahan dunia.
Gulai Ayam, Kari ala Indonesia yang Kaya Rempah
Ilustrasi gulai ayam kampung khas Padang, masakan Minang buat Lebaran.
Sementara itu, gulai digambarkan sebagai rebusan khas Indonesia yang menyerupai kari. Rasanya yang kuat dan teksturnya yang kental membuatnya dijuluki sebagai “kari Indonesia” oleh berbagai pihak.Gulai dapat menggunakan berbagai jenis bahan utama seperti daging, jeroan, seafood, bahkan sayuran. Semua bahan tersebut dimasak dalam santan dan campuran rempah-rempah hingga kuah mengental sempurna.
Hidangan ini diyakini berasal dari Sumatera dan menunjukkan pengaruh kuat dari budaya kuliner India, namun kini sudah menyebar luas ke seluruh pelosok Nusantara.
Gulai ayam, salah satu varian gulai yang paling populer, menempati posisi ke-85 dalam daftar Taste Atlas dengan rating 4,3 bintang.
Hidangan ini disebut memiliki cita rasa yang kompleks berkat perpaduan rempah seperti kunyit, ketumbar, jinten, kayu manis, cengkeh, bunga lawang, kapulaga, lengkuas, dan serai, yang kemudian dimasak bersama santan hingga menghasilkan kuah berwarna kuning keemasan yang kaya rasa.
Gulai ayam menjadi hidangan wajib dalam berbagai momen penting, mulai dari santapan keluarga, perayaan keagamaan, hingga acara adat seperti pernikahan atau Idul Fitri.
Di daerah seperti Padang, gulai ayam terkenal karena rasa pedasnya yang tajam dan penggunaan santan yang kental. Sementara itu, versi Jawa cenderung lebih manis dan ringan.
Khoresh Iran Ungguli Rendang, Phanaeng Thailand Posisi Kedua
Posisi pertama dalam daftar ini diduduki oleh Khoresh, hidangan rebusan asal Iran dengan rating 4,7 bintang.
Khoresh merupakan istilah umum dalam bahasa Persia yang mencakup berbagai macam stew berbahan dasar daging, sayuran, kacang-kacangan, serta rempah aromatik, dan biasanya disajikan bersama nasi khas Persia (chelo).
Beberapa varian populer dari khoresh antara lain:
- Khoresh gheimeh (kacang polong dan jeruk nipis kering),
- Khoresh fesenjan (kacang kenari dan molase delima),
- serta Khoresh bademjan (terong dan tomat).
Sementara itu, Phanaeng Curry dari Thailand menduduki peringkat kedua dengan rating 4,6 bintang.
Dikenal karena tekstur kental dan rasa gurih-manisnya, kari ini dibuat dari daging yang dimasak dengan santan, pasta kari panang, daun jeruk purut, kecap ikan, dan gula aren. Biasanya, kari ini menggunakan daging sapi, ayam, bebek, atau babi, dan disajikan tanpa sayuran.
Melengkapi tiga besar, kari ayam dari Malaysia menempati peringkat ketiga dalam daftar tersebut.
Hidangan ini terdiri dari potongan ayam, bawang merah, bawang putih, jahe, tomat, santan, serta rempah seperti adas manis, kayu manis, daun kari, pandan, serai, cabai, jinten, kunyit, dan adas.
Di Malaysia, kari ayam umumnya dimasak dalam periuk tanah liat, dan sebelum disajikan sering ditaburi perasan air jeruk nipis dan daun ketumbar segar.
Masuknya rendang dan gulai dalam daftar ini sekali lagi membuktikan bahwa kuliner Indonesia tidak hanya lezat secara rasa, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang kuat.
Dua hidangan ini membanggakan Indonesia di antara berbagai kuliner internasional dari Timur Tengah, Asia Tenggara, hingga Asia Selatan.
Cita rasa kompleks, proses masak yang kaya teknik, serta keberagaman bahan lokal menjadikan masakan Indonesia mampu bersaing di tingkat global.