Wabah Campak di Sumenep, Ribuan Anak Terinfeksi, 17 Meninggal, dan Vaksinasi Dikebut

Sumenep, campak, KLB Campak, meninggal karena campak, klb campak di sumenep, campak sumenep, Wabah Campak di Sumenep, Ribuan Anak Terinfeksi, 17 Meninggal, dan Vaksinasi Dikebut, Pemprov Jatim Kirim 9.825 Vial Vaksin MR, 61 Anak Masih Dirawat di RS dan Puskesmas, Rendahnya Cakupan Imunisasi Jadi Penyebab, Program Imunisasi Massal dan Edukasi Masyarakat, Respons Pemerintah Pusat dan DPR

Wabah campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus meluas. Hingga 24 Agustus 2025, tercatat lebih dari 2.100 kasus suspek campak dengan 17 anak meninggal dunia.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) campak dan mengirim ribuan vaksin untuk penanggulangan.

Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Kabupaten Sumenep, per 17 Agustus 2025 jumlah suspek campak mencapai 2.035 kasus.

Angka ini kembali naik menjadi 2.105 kasus pada 24 Agustus 2025. Penyakit menular tersebut kini sudah menyebar di 26 kecamatan di Sumenep.

Pemprov Jatim Kirim 9.825 Vial Vaksin MR

Untuk menekan penyebaran campak, Pemprov Jatim bersama Kementerian Kesehatan mengirim 9.825 vial vaksin Measles-Rubella (MR) dari Surabaya ke Sumenep. Vaksin itu digunakan dalam program outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi massal darurat.

“KLB campak yang terjadi di Sumenep menjadi perhatian kita bersama. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep, Dinas Kesehatan Jatim, serta Kemenkes,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (22/8/2025).

Pelaksanaan ORI dimulai pada 25 Agustus hingga 14 September 2025. Sasaran utama adalah anak usia 9 bulan hingga 6 tahun, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya.

“Secepatnya akan kami lakukan outbreak response immunization. Berdasarkan kajian epidemiologi sampai 14 Agustus lalu, ORI campak akan dilakukan di 26 wilayah puskesmas di Sumenep untuk mencegah transmisi,” kata Khofifah.

Setelah ORI, imunisasi lanjutan diberikan bagi anak-anak yang belum mendapatkan vaksin lengkap sesuai usia.

61 Anak Masih Dirawat di RS dan Puskesmas

Sumenep, campak, KLB Campak, meninggal karena campak, klb campak di sumenep, campak sumenep, Wabah Campak di Sumenep, Ribuan Anak Terinfeksi, 17 Meninggal, dan Vaksinasi Dikebut, Pemprov Jatim Kirim 9.825 Vial Vaksin MR, 61 Anak Masih Dirawat di RS dan Puskesmas, Rendahnya Cakupan Imunisasi Jadi Penyebab, Program Imunisasi Massal dan Edukasi Masyarakat, Respons Pemerintah Pusat dan DPR

Salah satu pasien campak di RSUD Syamrabu Bangkalan, Senin (25/8/2025).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, menyebut hingga kini masih ada 61 anak penderita campak yang menjalani perawatan medis.

Rinciannya, RSUD dr Moh Anwar dan RSI Kalianget masing-masing merawat 13 pasien, RS Sumekar tujuh pasien, serta RS Esto Ebhu dua pasien.

Selain itu, sejumlah puskesmas juga menangani pasien campak, di antaranya Puskesmas Batang-Batang (5 pasien), Gapura dan Guluk-Guluk (masing-masing 4 pasien), Ganding (3 pasien), serta Saronggi, Pasongsongan, Ambunten, dan Rubaru (masing-masing 1 pasien).

“Di rumah sakit, kami memiliki pasien dalam jumlah cukup banyak. Di empat rumah sakit rujukan sama-sama ada,” kata Syamsuri, Selasa (26/8/2025).

Rendahnya Cakupan Imunisasi Jadi Penyebab

Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, Ellya Fardasah, menyebut rendahnya cakupan imunisasi menjadi faktor utama cepatnya penyebaran wabah campak.

“Masih ada anak yang tidak mendapat imunisasi campak atau MR sesuai jadwal, baik karena keterbatasan akses, penolakan, maupun lupa,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).

Ellya menambahkan, penolakan imunisasi di masyarakat dipicu misinformasi. “Ada juga anggapan bahwa imunisasi tidak halal hingga memiliki efek samping yang berat,” katanya.

Selain itu, tingginya mobilitas penduduk serta kurangnya edukasi membuat sebagian masyarakat menganggap campak sebagai penyakit ringan. “Padahal campak bisa menimbulkan komplikasi serius, bahkan kematian,” tambahnya.

Program Imunisasi Massal dan Edukasi Masyarakat

Sumenep, campak, KLB Campak, meninggal karena campak, klb campak di sumenep, campak sumenep, Wabah Campak di Sumenep, Ribuan Anak Terinfeksi, 17 Meninggal, dan Vaksinasi Dikebut, Pemprov Jatim Kirim 9.825 Vial Vaksin MR, 61 Anak Masih Dirawat di RS dan Puskesmas, Rendahnya Cakupan Imunisasi Jadi Penyebab, Program Imunisasi Massal dan Edukasi Masyarakat, Respons Pemerintah Pusat dan DPR

Ilustrasi campak. Kasus campak di Eropa naik hampir 45 kali.

Pemkab Sumenep juga telah menerbitkan Surat Edaran 400.7/191/102.5/2025 tentang pelaksanaan ORI campak, ditandatangani Sekda Sumenep Edi Rasiyadi pada 25 Agustus 2025.

“Pelaksanaan kegiatan ORI Campak dilaksanakan serentak di wilayah kerja 26 puskesmas mulai 25 Agustus sampai 6 September 2025,” kata Edi dalam edaran tersebut.

Setelah tahap pertama, penyisiran akan dilakukan pada 8–13 September 2025 untuk mengevaluasi cakupan imunisasi. Sasaran program ini mencakup PAUD, TK/RA, SD/MI, puskesmas, serta pos kesehatan lain.

Target imunisasi massal menyasar sekitar 73.969 anak dengan capaian minimal 95 persen. Setiap harinya ditargetkan 3.346 anak divaksin, setara 4,8 persen dari total sasaran.

Pantauan di SD Babbalan, Kecamatan Batuan, menunjukkan proses imunisasi berjalan lancar. Anak-anak menerima suntikan dari tenaga kesehatan Puskesmas Batuan.

Selain imunisasi, Pemkab menekankan pentingnya edukasi melalui tokoh masyarakat dan ulama. Bahkan, Pemkab menyalurkan santunan Rp 10 juta untuk keluarga anak yang meninggal akibat campak.

 

Campak disebabkan oleh virus Morbilivirus yang menular melalui percikan air liur saat batuk atau bersin. Tingkat reproduksi penyakit ini (R0) mencapai 17–18, menjadikannya salah satu penyakit paling menular.

“Kalau sekiranya memang sudah ada gejala campak, bisa dilakukan isolasi mandiri bagi kasus ringan selama 7 hari. Kalau sudah berat, harus segera dibawa ke rumah sakit,” ujar Khofifah.

Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan, mengonsumsi vitamin A, serta menghindari kontak dengan orang dengan daya tahan tubuh rendah.

Respons Pemerintah Pusat dan DPR

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera menangani kasus ini.

“Ya, semalam saya sudah langsung telepon dengan Menteri Kesehatan, dan segera meminta diambil langkah-langkah preventif,” ujar Dasco di Gedung DPR RI, Selasa (26/8/2025).

Ketua Harian Partai Gerindra itu menegaskan langkah cepat sangat penting agar wabah campak di Sumenep tak semakin meluas.

“Segera ambil langkah-langkah preventif agar hal tersebut bisa cepat tertanggulangi,” ucap Dasco.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "61 Anak di Sumenep Masih Dirawat Intensif karena Campak" 

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!