Satu Penderita Campak, 80 Anak Lain Bisa Tertular, Begini Penjelasan Ahli

Sumenep, campak, KLB Campak, campak di sumenep, klb campak di indonesia, klb campak di pamekasan, Satu Penderita Campak, 80 Anak Lain Bisa Tertular, Begini Penjelasan Ahli, Gejala dan Komplikasi Campak, Strategi 90 Hari, Imbauan Kemenkes: Waspada Hoaks, Campak Berbahaya untuk Anak-anak

Lonjakan kasus campak di Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, kini menjadi perhatian serius. Penyakit yang sempat dianggap jarang muncul kembali ini menelan korban hingga ribuan orang.

Data terakhir mencatat, sebanyak 2.035 warga Sumenep terinfeksi campak, dan 17 orang meninggal dunia akibat penyakit menular tersebut.

Epidemiolog sekaligus ahli kesehatan ketahanan global, dr Dicky Budiman, mengingatkan bahwa wabah campak di Sumenep berpotensi menyebar lebih luas ke banyak provinsi dan bisa berkembang menjadi gelombang nasional apabila tidak segera ditangani.

“Infeksi virus campak ini sangat menular dengan angka reproduksi 12 sampai 18. Artinya dari satu anak bisa menular ke 18 orang,” kata Dicky saat dihubungi, Selasa (26/8/2025).

Gejala dan Komplikasi Campak

Campak ditandai dengan gejala demam tinggi, batuk pilek, mata merah, dan munculnya ruam yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh.

Meski terlihat sederhana, komplikasi penyakit ini dapat berakibat fatal, mulai dari pneumonia, diare berat, hingga radang otak.

Virus campak bahkan mampu bertahan di udara hingga dua jam, sehingga risiko penularannya semakin tinggi.

Kondisi akan semakin berbahaya bila penyakit ini menyerang anak balita dengan gizi buruk atau anak dengan daya tahan tubuh rendah.

Padahal, penyakit campak sejatinya dapat dicegah dengan vaksinasi campak dua dosis, dengan cakupan minimal 95 persen di setiap komunitas.

“Yang kita hadapi bukan sekadar wabah lokal, tapi lonjakan multi provinsi dengan risiko perluasan nasional. Waktu adalah musuh utama,” jelas Dicky.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat hingga minggu ke 33 tahun 2025 ini ada 46 kejadian luar biasa (KLB) campak di Indonesia.

Sampai 24 Agustus 2025 ini, jumlah campak positif di seluruh Indonesia ada 3.144 kasus.

“Ada 46 KLB campak pasti di 42 kabupaten atau kota di 14 provinsi sampai minggu ke-33 tahun 2025 ini,” ujar Direktur Imunisasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr. Prima Yosephine saat temu media via online di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Strategi 90 Hari

Sumenep, campak, KLB Campak, campak di sumenep, klb campak di indonesia, klb campak di pamekasan, Satu Penderita Campak, 80 Anak Lain Bisa Tertular, Begini Penjelasan Ahli, Gejala dan Komplikasi Campak, Strategi 90 Hari, Imbauan Kemenkes: Waspada Hoaks, Campak Berbahaya untuk Anak-anak

Vaksin campak saat dikeluarkan dari boks penyimpanan milik Dinkes P2KB Sumenep, Jawa Timur.

Menurut Dicky, pemerintah harus bergerak cepat dalam 90 hari pertama untuk menekan laju penularan. Ia menyarankan strategi “double track”, yakni memadamkan kantong-kantong wabah sekaligus memulihkan imunisasi rutin.

Beberapa langkah strategis yang direkomendasikan antara lain:

1. Menetapkan kecamatan prioritas berdasarkan insiden kasus.

2. Memastikan stok vaksin, vitamin A, dan logistik aman minimal tiga bulan.

3. Membuat dashboard mingguan terbuka untuk memantau cakupan di tingkat desa.

4. Melakukan vaksinasi respon cepat di sekolah, pesantren, dan posyandu.

5. Menggalakkan pendekatan kultural melalui kader lokal dengan bahasa daerah.

“Respon 90 hari harus dilakukan sekarang. Padamkan kantong KLB, kembalikan imunisasi rutin, dan capai lebih dari 95 persen cakupan merata. Itu satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak kita,” pungkas Dicky.

Menghadapi lonjakan kasus campak ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep menggelar vaksinasi campak serentak di seluruh wilayah, termasuk bagi warga yang tinggal di daerah kepulauan.

Program vaksinasi ini dilaksanakan mulai Senin (25/8/2025) di 26 Puskesmas selama 21 hari.

Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah semakin luasnya penularan penyakit campak yang menyebar sangat mudah, terutama melalui percikan ludah saat penderita batuk atau bersin.

Imbauan Kemenkes: Waspada Hoaks

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat, khususnya para orangtua, agar tidak mudah termakan hoaks imunisasi.

Peringatan ini disampaikan menyusul kasus meninggalnya belasan anak penderita campak yang diketahui tidak memiliki riwayat imunisasi.

“Tidak mudah percaya hoaks tentang imunisasi dan obat alternatif, selalu rujuk ke informasi resmi dari Kemenkes, Dinkes, atau tenaga kesehatan/medis,” tulis keterangan resmi Kemenkes, Senin (25/8/2025).

Kemenkes juga mendorong agar imunisasi rutin segera dilengkapi, baik untuk anak yang belum lengkap maupun yang sama sekali belum pernah diimunisasi.

Campak Berbahaya untuk Anak-anak

Sumenep, campak, KLB Campak, campak di sumenep, klb campak di indonesia, klb campak di pamekasan, Satu Penderita Campak, 80 Anak Lain Bisa Tertular, Begini Penjelasan Ahli, Gejala dan Komplikasi Campak, Strategi 90 Hari, Imbauan Kemenkes: Waspada Hoaks, Campak Berbahaya untuk Anak-anak

Gubernur Kepri Nurdin Basirun melakukan vaksin campak MR perdana di salah satu SD Negeri di Kabupaten Karimun, Rabu (1/8/2018).

Campak pada anak-anak sangat berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi serius hingga berujung pada kematian. Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan pemberian imunisasi MR (Measles-Rubella).

Imunisasi MR dianjurkan diberikan saat anak berusia 9-12 bulan. Untuk memperkuat kekebalan, anak perlu mendapatkan imunisasi MR booster pada usia 18 bulan dan saat duduk di bangku kelas 1 SD (usia 5-6 tahun).

Mengutip World Health Organization (WHO), ada tujuh risiko bila kebutuhan imunisasi anak tidak terpenuhi tepat waktu, yakni:

1. Anak lebih rentan mengalami sakit berat.

2. Anggota keluarga lain berisiko ikut sakit berat.

3. Munculnya wabah penyakit di lingkungan.

4. Biaya tinggi akibat pengobatan dan perawatan.

5. Penurunan kualitas hidup.

6. Risiko menurunnya harapan hidup.

7. Batasan dalam perjalanan dan sekolah.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satu Penderita Campak Bisa Menularkan ke 18 Orang, Epidemiolog Ingatkan Strategi 90 Hari dan KLB Campak di Sumenep, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Tak Percayai Hoaks Imunisasi

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!