Penjelasan Dokter Mengapa Anak Bisa Tertular TBC

- Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga termasuk kelompok yang rentan terhadap ancaman gangguan kesehatan dari penyakit menular tuberkulosis (TBC).
Menurut Global Tuberculosis Report, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tahun 2021 Indonesia berada di urutan kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti China. Jumlah kasus TBC pada anak mengalami kenaikan hingga 2,5 kali lipat.
Dijelaskan oleh dokter spesialis anak dr.Titis Prawitasari Sp.A(K), TBC pada anak terjadi karena anak menghirup bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB yang ada di udara.
"Bakteri tersebut dapat menyebar melalui udara ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa. Selain itu droplet yang mengandung bakteri TB, dapat menyebar ke udara dan dihirup oleh anak-anak," kata dr.Titis kepada Kompas.com (28/7/2025).
Ia mengatakan, anak usia balita sangat rentan tertular TBC. Anak-anak yang tinggal serumah dengan pasien TB aktif juga akan terpajan dengan kuman TBC.
Anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti anak dengan HIV atau anak dengan status gizi buruk juga lebih rentan tertular TBC. Penyakit ini juga erat kaitannya dengan stunting. Anak yang menderita stunting lebih rentan tiga hingga delapan kali lipat sakit TBC.
Hal ini perlu mendapat perhatian lebih karena usia ini merupakan periode emas tumbuh kembang anak.
Kader posyandu mengukur tinggi badan seorang anak di Posyandu Mawar, Larangan Selatan, Larangan, Kota Tangerang, Banten.
Gejala TBC pada anak
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa yang gejala utamanya adalah batuk lama atau pembesaran kelenjar getah bening, pada anak gejalanya tidak spesifik.
Dokter Titis mengatakan beberapa gejala umum TBC pada anak, yaitu:
- Demam selama lebih dari dua minggu yang tidak diketahui penyebabnya
- Batuk yang tidak kunjung sembuh atau tambah parah selama lebih dari tiga minggu
- Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan tanpa sebab yang jelas
- Nafsu makan berkurang atau hilang
- Anak terlihat kurang aktif
- Pembesaran kelenjar getah bening, biasanya terlihat dari adanya benjolan di sekitar leher atau bawah rahang anak
"Namun ada juga gejala yang tidak terlihat. Biasanya di awal sebelum sakit TB aktif, jika dirontgen sudah ada kelainan, kondisi ini disebut TB Subklinis; banyak terjadi pada anak besar atau orang dewasa," paparnya.
Untuk memastikan apakah kondisi anak merupakan gejala TBC diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaannya pun sudah bisa dilakukan di Puskesmas, yang mencakup pemeriksaan fisik untuk melihat kurva pertumbuhan, tes tuberkulin (mantoux), tes IGRA atau sampel darah, serta pemeriksaan dahak untuk menemukan kuman TB.
Pemeriksaan foto rontgen dada seringkali juga diperlukan untuk menunjang diagnosis.
Pengobatan TBC saat ini ditanggung oleh pemerintah, alias gratis, sehingga setiap pasien diharapkan dapat melakukan pengobatan sampai tuntas.
"Orangtua memiliki peran penting dalam memastikan pengobatan TB dijalani secara rutin dan sesuai anjuran dokter, termasuk asupan makanan yang tepat," ujar dr.TItis.
Dengan pengobatan yang tepat dan pemenuhan gizi seimbang atau intervensi gizi yang tepat, anak dengan TB memiliki peluang besar untuk pulih dan tumbuh optimal.