Ramai Dibahas di TikTok, Apa Itu Parenting VOC?

parenting voc, parenting voc adalah, apa itu parenting voc, ramai di tiktok, viral parenting voc di tiktok, Ramai Dibahas di TikTok, Apa Itu Parenting VOC?

– Belakangan ini, parenting VOC tengah ramai dibicarakan di media sosial seperti Tiktok dan Instagram.

Biasanya, gaya pengasuhan ini dibandingkan dengan gentle parenting yang juga sedang naik daun. Sebab, keduanya saling bertentangan. Bahkan, parenting VOC kerap menuai pro dan kontra.

Namun, apa itu parenting VOC?

Apa itu parenting VOC?

Parenting VOC adalah gaya pengasuhan yang menerapkan kedisiplinan dan aturan ketat.

Gaya pengasuhan ini mengambil singkatan dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk digunakan sebagai metafora pengasuhan yang dianggap keras dan otoriter.

Nama perusahaan dagang milik Belanda pada masa penjajahan di Indonesia itu dipilih karena VOC dikenal kerap membentak dan memerintah pribumi untuk memperoleh keuntungan.

Istilah lain dari parenting VOC adalah authoritarian parenting, disebut juga dengan parenting otoriter atau gaya pengasuhan otoriter.

Dikutip dari Grow by WebMD, Minggu (23/3/2025), pola asuh otoriter adalah pola asuh ketat yang menempatkan harapan tinggi orangtua pada anak.

Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan ini menetapkan aturan yang kaku tanpa penjelasan, dan mengharapkan anak-anak mereka mematuhinya tanpa bertanya-tanya.

Anak-anak mengikuti aturan ini karena mereka tahu ada konsekuensi jika membangkang, seperti menghadapi hukuman berat.

Umumnya, para orangtua tidak mengayomi atau fleksibel. Mereka menganggap kepatuhan anak sebagai tanda cinta. Selain itu, komunikasi biasanya terjadi satu arah.

Sebab, anak-anak tidak didorong untuk mengekspresikan diri. Selain itu, membantah atau “menjawab” omongan orangtua bukanlah pilihan yang tepat.

Orangtua yang menuntut dan dingin

Gaya pengasuhan otoriter atau parenting VOC membuat orangtua sangat kaku. Mereka menggunakan aturan yang ketat untuk mengontrol anak-anaknya.

Lebih lanjut, banyak orangtua bersikap jauh dan menuntut. Sehingga, anak-anak mereka berjuang dengan masalah kesehatan mental dan harga diri.

Umumnya, orangtua yang otoriter juga kurang kehangatan, menggunakan kritik daripada penguatan positif, memiliki masalah kepercayaan, tidak mau bernegosiasi, membuat pilihan untuk anak-anak, dan kurang sabar dengan perilaku tidak baik.

Memiliki batasan memang baik. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa pola asuh ini dapat berdampak negatif pada anak-anak.

Di antaranya adalah masalah emosional dan perilaku, keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang buruk, depresi dan kecemasan, agresi, rasa gagal yang kuat, dan harga diri yang rendah.