Jadi Lokasi Prabowo dan Gibran Shalat Id, Ini 10 Fakta Menarik Masjid Istiqlal

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, melaksanakan shalat Idul Fitri atau shalat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).
Dilaporkan dari , Senin (31/3/2025), Prabowo dan Gibran tampak memakai baju koko berwarna putih.
Terlihat juga pejabat dan mantan pejabat berada di Masjid Istiqlal untuk melaksanakan shalat Id, seperti Menteri Agama Nasarudin Umar dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla.
Gibran terlihat membawa serta putranya, Jan Ethes mengikuti Shalat Id bersama para pejabat.
Masjid Istiqlal kerap dijadikan tempat Shalat Id pejabat negara setiap tahun. Simak fakta-fakta menarik Masjid Istiqlal berikut ini.
Fakta menarik Masjid Istiqlal
1. Dibangun sejak tahun 1961
Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka datang ke Masjid Istiqlal melaksanakan Shalat Id Idul Fitri, Senin (31/3/2025).
Pembangunan Masjid Istiqlal dimulai sejak 4 Agustus 1961 dan diresmikan oleh mantan presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.
Saat pertama kali dibangun pada 1961, baru dilakukan pemancangan tiang pertama oleh presiden pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno.
"Kata Bung Karno (Soekarno), masjid ini dibangun bukan untuk tiga abad, melainkan untuk 3.000 tahun yang akan datang," kata Imam Besar Masjid Istiqlal, Nazaruddin Umar, yang kini menjadi Menteri Agama, dikutip dari , Senin (30/3/2025).
2. Terbesar di Asia Tenggara
Masjid Istiqlal Jakarta.
Luas tanah Masjid Istiqlal mencapai 9,5 hektar dan bisa menampung hingga 200.000 jemaah. Besarnya Masjid Istiqlal membuatnya dinobatkan sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.
Masjid Istiqlal dibangun di atas lahan yang dulu dikenal sebagai Taman Wilhelmina (Wilhelmina Park), seperti dikutip
Lokasi Masjid Istiqlal yang dekat dengan Monumen Nasional (Monas) merupakan keinginan Soekarno. Nama Istiqlal sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "merdeka".
3. Menghadap ke dua arah
Petugas membagikan makanan gratis untuk Umat Muslim yang sedang menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (3/3/2025). Masjid Istiqlal menyediakan makanan gratis untuk diberikan kepada warga selama bulan Ramadhan.
Bukan hanya menghadap ke arah Gereja Katedral, sebenarnya, Masjid Istiqlal menghadap ke dua arah sekaligus.
Bagian badan masjid menghadap ke arah kiblat (arah barat), sementara bagian lainnya menghadap ke arah Monumen Nasional (Monas).
"Konsep dari Bung Karno, semua bangunan di sekitar Monas itu harus menghadap ke Monas. Sementara (arah) kiblat dan Monas tidak simetris," kata Nazaruddin.
Alasannya, pembangunan Masjid Istiqlal merujuk pada kebudayaan Jawa, yang menggambarkan pusat pemerintahan berupa alun-alun dekat keraton, pasar, dan rumah ibadah.
Monas dianalogikan sebagai alun-alun, Istana Negara dianalogikan sebagai keraton, sementara Pasar Tanah Abang dianalogikan sebagai pasar, dan Masjid Istiqlal dianalogikan sebagai rumah ibadah.
Sayangnya, mengingat arah kiblat dan arah Monas yang tidak simetris, Masjid Istiqlal dibangun dengan konstruksi bangunan yang menghadap ke dua arah.
Di dalam buku Friedrich Silaban karya Setiadi Sopandi (2017) terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, Friedrich, selaku arsitek, merancang Masjid Istiqlal yang berpusat pada dua sumbu.
Sumbu pertama merujuk pada kiblat dan sumbu kedua merujuk pada titik tengah Lapangan Medan Merdeka yang saat ini merupakan kawasan Monas.
Bangunan Masjid Istiqlal dirancang Friedrich sebagai "pasangan", istilah ini disebut juga sebagai "architectonise tegenhanger" dan "architectiral counterpart".
Artinya, dua arah bangunan ini dipahami sebagai lambang nilai religiusitas atau "ketuhanan", serta nilai kebangsaan yang diasosiasikan sebagai "keduniaan" maupun "otoritas".
4. Ide pembangunan dari Menteri Agama RI pertama

Suasana buka pusa bersama di Masjid Istiqlal Jakarta pada Minggu (2/3/2025).
Sebelum pembangunan Masjid Istiqlal dimulai oleh Soekarno, mulanya, ide pembangunan Masjid Istiqlal pertama kali dicetuskan oleh Menteri Agama RI pertama, KH. Wahid Hasyim dan beberapa ulama.
KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan, serta dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman, mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan pada 1953.
Sebab, setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, terbesit cita-cita besar membangun sebuah masjid sebagai tempat kebanggan warga Jakarta sekaligus tempat beribadah.
Selanjutnya, pada 7 Desember 1954 berdiri Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.
Lantas, H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Presiden Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat.
Setelah mendapat restu dari presiden, mulai diadakan sayembara maket Masjid Istiqlal. Soekarno sendiri menjadi ketua dewan juri sayembara maket Masjid Istiqlal.
5. Arsitek Masjid Istiqlal non-muslim
Soekarno (kiri) dan arsitek Friedrich Silaban (kanan)
Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari arsitek Masjid Istiqlal pada 1955. Dari 30 peserta, terjaring 22 kandidat yang kemudian mengerucut menjadi lima finalis.
Dewan juri yang diketuai Soekarno menetapkan Friedrich Silaban sebagai arsitek Masjid Istiqlal pada Juli 1955.
Menariknya, Friedrich adalah seorang Kristen Protestan yang berayahkan seorang pendeta.
Friedrich berupaya mencari inspirasi desain dengan menjelajahi Indonesia dan melihat beberapa masjid di dunia.
Meski demikian, Fiedrich menegaskan bahwa rancangan masjid yang dibuatnya adalah asli dan tidak meniru bangunan mana pun.
Patokannya adalah kaidah-kaidah arsitektur yang sesuai dengan iklim Indonesia, serta berdasarkan apa yang dikehendaki umat Islam terhadap sebuah masjid.
6. Simbol kerukunan umat agama
Umat Muslim sedang menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (3/3/2025). Masjid Istiqlal menyediakan makanan gratis untuk diberikan kepada warga selama bulan Ramadhan.
Lokasi Masjid Istiqlal yang berhadapan dengan Gereja Katedral, tempat ibadah umat Katolik, ditetapkan oleh Soekarno dengan tujuan memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Perdebatan antara Presiden Soekarno dengan Wakil Presiden pertama RI, Moh. Hatta, muncul akibat penentuan lokasi tersebut.
Soekarno mengusulkan lokasi pembangunan di bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dan Taman Wilhelmina yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran.
Sementara itu, Hatta menyarankan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi kampung-kampung.
Sebab Hatta menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
7. Arti bangunan Masjid Istiqlal
Umat Muslim sedang menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (3/3/2025). Masjid Istiqlal menyediakan makanan gratis untuk diberikan kepada warga selama bulan Ramadhan.
Friedrich memasukkan banyak simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia pada desain Masjid Istiqlal, selama pembangunan masjid berlangsung.
Misalnya, kubah masjid berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945.
Ada juga ayat kursi yang melingkari kubah tersebut. Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang, sesuai tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961.
Dilanjutkan dengan empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Total lima lantai itu melambangkan lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila.
Terdapat juga menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran.
8. Pembangunan Masjid Istiqlal sempat terhenti
Koridor dekat teras besar Masjid Istiqlal Jakarta mulai dipenuhi jemaah sekitar pukul 16.20 WIB pada hari kedua Ramadhan, Minggu (2/3/2025).
Pembangunan Masjid Istiqlal memakan waktu hingga 17 tahun. Proses pembangunan masjid sempat tersendat karena situasi politik Indonesia yang kurang kondusif.
Pemasangan tiang pancang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi ini disaksikan oleh ribuan umat Islam.
Namun, pembangunan masjid tidak berjalan lancar setelah pemasangan tiang pertama. Sejak direncanakan pada 1950 sampai dengan 1965, proses konstruksi tidak mengalami banyak kemajuan.
Saat itu, berlaku demokrasi parlementer, di mana partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing.
Puncaknya pada 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.
Setelah situasi politik membaik pada 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan memelopori kembali pembangunan masjid ini.
Kepengurusan pembangunan Masjid Istiqlal dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Akhirnya, 17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Tepat pada 22 Februari 1978, Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden kedua RI, Soeharto.
9. Terdapat terowongan bawah tanah
Masjid Istiqlal Jakarta.
Lubang besar serupa terowongan bawah tanah berada di bawah bangunan masjid, menjadi salah satu bukti peninggalan zaman Belanda di kawasan Masjid Istiqlal yang masih ada sampai sekarang.
Nazaruddin mengatakan, terowongan tersebut dulunya merupakan tempat pelarian pada zaman Belanda.
Bahkan, jika dilakukan proses pelacakan terowongan saat ini, terowongan tersebut akan terdeteksi.
"Dulu tempat pelarian kalau ada apa-apa. (Orang yang masuk ke terowongan) tiba-tiba bisa muncul di Gajah Mada, atau tiba-tiba bisa muncul di Borobudur, jadi ini (terowongan bawah tanah) bercabang-cabang," kata dia.
Meski masih ada hingga saat ini, akses terowongan bawah tanah Masjid Istiqlal sudah ditutup demi menjaga keamanan kawasan masjid.
10. Rumah ibadah ramah lingkungan pertama di dunia
Umat Muslim berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (3/3/2025). Masjid Istiqlal menyediakan makanan gratis untuk diberikan kepada warga selama bulan Ramadhan.
Masjid Istiqlal dinobatkan sebagai green mosque atau rumah ibadah ramah lingkungan pertama di dunia dari International Finance Corporation (IFC) pada 2022.
Nazaruddin mengatakan, predikat tersebut didapatkan secara tiba-tiba tanpa diketahui ada yang meneliti.
"Kami juga tidak tahu, tiba-tiba ada yang meneliti. Ini pertimbangannya tidak hanya dari masjid, tetapi termasuk gereja, kuil, pura, dan rumah ibadah lainnya," kata dia.
Ada beberapa faktor pendukung yang menjadi alasan gelar tersebut diberikan kepada Masjid Istiqlal, seperti sirkulasi air di Masjid Istiqlal yang berasal dari pori-pori resapan, dan pemanfaatan energi matahari sebagai solar sistem untuk kebutuhan energi di Masjid Istiqlal.