Otomotif Masuk Zona Resesi, DPR Desak Pemerintah Hadirkan Strategi yang Jelas

Penurunan penjualan kendaraan roda empat atau lebih nasional selama dua kuartal berturut tidak lagi bisa dipandang sebagai perlambatan semata. Kondisi tersebut, merupakan tanda sektor otomotif mulai memasuki zona resesi.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri meminta pemerintah untuk segera memiliki strategi yang jelas. Apabila dibiarkan atau hanya menunggu pasar pulih, dikhawatirkan bakal terjadi suatu gejolak yang lebih dalam.
“Ini bukan sekadar fluktuasi pasar tapi kombinasi dari daya beli yang melemah. Ketidakpastian global dan transisi kendaraan listrik yang belum ditopang ekosistem yang matang,” kata dia dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (25/4/2025).
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales tercatat melambat 4,7 persen sepanjang kuartal I/2025, sementara penjualan ritel anjlok 8,9 persen pada periode sama dibanding tahun lalu (year-on-year/yoy).
Menteri Ketenagakerjaan RI juga sempat menyoroti adanya kecenderungan masyarakat menunda pembelian mobil konvensional karena ekspektasi harga kendaraan listrik akan lebih terjangkau dalam waktu dekat, seiring insentif pemerintah.
“Transisi memang perlu, tapi jangan menciptakan kekosongan ekonomi. Pemerintah tidak boleh bersikap seolah-olah industri lama bisa ditinggal begitu saja, padahal industri baru belum siap mengambil alih fungsi ekonomi, lapangan kerja, dan ekspor,” ujarnya.
Menurut Hanif, insentif harus diarahkan secara transformatif, tidak hanya mendorong konsumsi pada mobil listrik, tetapi juga menjaga daya saing industri otomotif konvensional dalam masa transisi.
Pemerintah juga harus mendorong industrialisasi komponen lokal dan memperluas pasar ekspor untuk menghindari tekanan ganda dari luar negeri, termasuk risiko tarif resiprokal dari mitra dagang utama seperti Amerika Serikat.
“Negara harus hadir sebagai penuntun transisi, bukan sekadar penyedia insentif sesaat. Ini soal menjaga denyut manufaktur nasional sambil membangun masa depan otomotif Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan,” kata dia lagi.