Istri Gelar Ritual demi Kepulangan I Komang Surata, Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Suasana haru menyelimuti Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, ketika Ni Komang Wiardani (46) menggelar ritual demi keselamatan suaminya yang menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Di bawah langit mendung , ia tampak duduk menghadap laut sembari memanjatkan doa agar suaminya, I Komang Surata (55), segera ditemukan.
Dilansir dari Tribunnews, I Komang Surata diketahui menjadi salah satu korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang terjadi pada Rabu (2/7/2025) tengah malam.
Sejak musibah tersebut, Wiardani terus melakukan berbagai upaya untuk mencari suaminya, termasuk melalui jalur spiritual.
Gelar Matur Piuning di Pelabuhan Gilimanuk
Sebelumnya, pada Kamis (3/7/2025), Wiardani telah melaksanakan upacara Matur Piuning sebagai bentuk permohonan doa restu kepada Tuhan, para Dewa, dan leluhur, agar suaminya diberikan keselamatan.
Ia juga menunggu kabar di Pelabuhan Gilimanuk sejak dini hari hingga sore, berharap ada informasi terkait keberadaan suaminya.
Lakukan Ritual Nunas Baos di Pantai Pebuahan
Keesokan harinya, Wiardani kembali ke Pantai Pebuahan bersama dua anggota keluarga. Di sana, ia melakukan ritual Nunas Baos—tradisi mistik khas Bali untuk memohon petunjuk gaib melalui perantara spiritual seperti jero dasaran atau dukun.
Saat menjalani ritual tersebut, Wiardani seakan mendapat secercah harapan terkait kondisi suaminya.
“Saat Nunas Baos, saya diberi tahu bahwa suami saya masih di tengah laut dan masih hidup. Tapi kondisinya mulai lemah. Mudah-mudahan bisa segera ke darat dan ditemukan dalam keadaan selamat,” ucap Wiardani penuh harap, menahan air mata.
Kenangan Terakhir Sebelum Kehilangan Kontak
Wiardani mengenang percakapan terakhir dengan suaminya sebelum insiden terjadi. Ia mengatakan tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan saat berbicara melalui telepon.
“Tidak ada yang berbeda. Dia memang selalu menanyakan apakah saya sudah makan dan berpesan jangan begadang. Itu kebiasaannya,” kenang dia dengan suara lirih.
Ni Komang Wiardani melakukan ritual Nunas Baos dan Matur Piuning di Pantai Pebuahan, berharap sang suami segera ditemukan selamat.
Tradisi Sebagai Wujud Cinta dan Kepasrahan
ritual seperti Matur Piuning dan Nunas Baos merupakan bagian dari budaya Bali yang dijalankan dalam situasi genting seperti ini.
Bagi keluarga korban, tradisi ini menjadi bentuk harapan dan kepasrahan kepada kekuatan semesta di tengah ketidakpastian nasib orang tercinta.
Data Korban KMP Tunu Pratama Jaya
Berikut adalah daftar nama dan identitas korban selamat maupun korban meninggal yang telah berhasil diidentifikasi hingga Kamis sore, 3 Juli 2025.
Daftar nama korban selamat
1. Sandi Wariawan – Kepala Kamar Mesin (KKM) KMP Tunu Pratama Jaya (kru kapal)
2. Erick Imbawani – Nakhoda Pengganti (kru kapal)
3. Richo Krafsanjani – Kelasi (kru kapal)
4. Nurdin Yuswanto – Mualim II (kru kapal)
5. Romi Alfa Hidayat
6. Saroji
7. Mansun Wajihi
8. Ansori
9. Sinyo
10. Ely Wahyudi
11. Saiful Munir
12. Supardi
13. Abu Khoiri
14. Farid Ahmad
15. Suyipno
16. Bahrul
17. Eka Taniansyah
18. M. Triwahyudi
19. M. Farid Wajdi
20. Samsul Hidayat
21. M. Kholil
22. Bejo Santoso
23. Deni Hermanto
24. Ahmad Lukan
29. Febriani
26. Ibnul Vawait
27. Imron
28. Nanda Sintani
29. Riki Prayuda
Ambulans yang mengangkat jenazah korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Daftar nama korban meninggal
1. Anang Suryono
2. Eko Sastriyo
3. Elok Rumantini
4. DNA Cahyani
5. Fitri April L
6. Afnan Aqiel
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu malam (2/7/2025), hanya 24 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Kapal membawa total 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru.
Sebagai informasi, terdapat pusat layanan informasi untuk keluarga penumpang di nomor 081234429667 dan 082360703299.
Keluarga korban juga bisa langsung ke Pelabuhan Ketapang di ruang monitoring & ruang tunggu untuk mendapat informasi terkini.