Pengantin Baru Jadi Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Sang Istri Meninggal Dunia

Suasana duka menyelimuti ruang tunggu Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025).
Seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali diketahui merupakan pengantin baru.
Sang istri, Cahyani (45), warga Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia, sementara suaminya, Febriani, berhasil selamat.
Tangis haru keluarga pecah saat petugas menyampaikan kabar duka bahwa Cahyani termasuk dalam daftar korban meninggal.
Keluarga korban terlihat saling berpelukan sambil menahan tangis.
"Mereka baru saja dua minggu menikah," kata Ningsih, kakak Febriani, sambil memeluk ibunya yang tampak syok berat.
Musibah KMP Tunu Pratama Jaya
Ningsih mengaku mengetahui musibah tenggelamnya kapal dari media sosial dan langsung berusaha menghubungi adiknya dan Cahyani.
Namun, tak satu pun dari mereka mengangkat telepon.
"Saya coba telepon berkali-kali, tapi tidak diangkat. Kami juga hubungi pihak travel, tapi nihil," kata dia.
Karena tidak mendapatkan kabar, Ningsih bersama keluarga memutuskan datang langsung ke pelabuhan.
"Akhirnya saya ke sini dan dapat kabar kalau Cahyani dan suaminya jadi korban. Padahal sebelumnya sudah kami larang jangan berangkat dulu karena cuaca buruk. Tapi Cahyani ngeyel mau kerja di Bali," ucapnya sambil menangis.
Meski Febriani telah dinyatakan selamat, keluarga mengaku belum dapat berkomunikasi langsung dengannya.
"Ini kami masih menunggu," ujar Ningsih lirih.
Data korban meninggal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Petugas Pelabuhan Ketapang tengah menjelaskan data penumpang yang ditemukan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga Kamis pagi, berikut adalah daftar sebagian korban meninggal dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya:
- Cahyani (45), penumpang, warga Srono, Banyuwangi
- Anang Suryono (59), penumpang
- Eko Sastroamidjojo (51), penumpang
- Elok Rumantini (45), kru kapal, petugas di kantin
Data masih bersifat sementara, mengingat proses pencarian dan identifikasi korban oleh Tim SAR gabungan masih berlangsung.
Kronologi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dengan membawa:
- 53 penumpang
- 12 kru kapal
- 22 kendaraan
Kapal bertolak pada pukul 22.56 WIB, meskipun cuaca dilaporkan buruk.
Sekitar 24 menit kemudian, kapal mengirimkan panggilan distress. Dugaan awal menyebut kapal mengalami kebocoran di ruang mesin.
"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga bahwa KMP Tunu Pratama Jaya mengirim distress call," kata Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi.
Pada pukul 23.35 WIB, kapal dinyatakan tenggelam oleh petugas Syahbandar yang berjaga.
Sebelum tenggelam, suara permintaan tolong terdengar melalui saluran komunikasi maritim channel 17. Laporan menyebut kapal mengalami blackout, kemudian terbalik dan hanyut ke arah selatan.
"Pukul 00.16 WITA, terdengar info dari KMP Tunu Pratama Jaya yang meminta bantuan karena mengalami kebocoran mesin kapal," demikian informasi yang diterima tim penyelamat.
"Pukul 00.22 WITA, kapal bantuan menginformasikan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya telah terbalik dan hanyut," lanjut laporan tersebut.
Tim SAR dikerahkan, cuaca Jadi tantangan
Pukul 00.18 WIB, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Banyuwangi, KPLP, Basarnas Denpasar, dan Pos SAR Jembrana dikerahkan ke titik terakhir kapal terpantau.
Kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) juga diterjunkan.
Namun, proses pencarian mengalami hambatan akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi mencapai 2,5 meter.
"Kami belum bisa menjangkau beberapa titik karena ombak cukup tinggi. Sampai saat ini proses pencarian masih terus dilakukan," ujar Wahyu.
Proses evakuasi dan penanganan korban
Hingga Kamis pagi, belum seluruh korban berhasil dievakuasi.
Tim SAR gabungan terus menyisir lokasi kejadian menggunakan peralatan dan armada khusus.
Keluarga korban kapal tenggelam masih berdatangan ke Pelabuhan Ketapang untuk mencari informasi dan memastikan kondisi kerabat mereka.