Pertumbuhan Kendaraan Tak Terkontrol Jadi Biang Macet Jakarta
Kemacetan terus terjadi di jalanan DKI Jakarta. Terutama pada jam-jam sibuk seperti ketika masyarakat pergi ke kantor maupun sekolah.
Antrean kendaraan kerap ditemui di sejumlah lokasi. Ambil contoh di ruas Jalan TB Simatupang, Fatmawati sampai ke Tanjung Priok.
Tentu kondisi ini cukup mengganggu masyarakat. Sebab sebagian kegiatan mereka menjadi terhambat.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta pun membuka biang kerok kemacetan yang sering terjadi di wilayah mereka. Salah satunya adalah pertumbuhan kendaraan kian masif.

“Berdasarkan data jumlah kendaraan di Jakarta itu ada pertambahan setiap hari sekitar 2.500 unit sampai dengan 3.000 unit,” ungkap Syafrin Liputo, Kadishub DKI Jakarta di YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (22/08).
Menurut Syafrin angka pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan jumlah jalan yang ada di Ibu Kota.
Sehingga membuat arus lalu lintas kerap tersendat. Kemudian macet Jakarta semakin parah dari waktu ke waktu.
“Jika kita hitung pertambahan ini ekuivalen dengan penambahan lebih kurang 16 km panjang jalan di Jakarta,” lanjut Syafrin.
Lebih jauh Syafrin menyampaikan kalau pelebaran jalan, pembangunan underpass sampai flyover tidak serta-merta mampu meningkatkan kapasitas jalan secara signifikan.
Dengan berbagai upaya di atas, penambahan jalan di Jakarta hanya sekitar 0,001 persen. Jadi masih jauh dari kata ideal.
“Artinya sangat sedikit dibandingkan kebutuhan. Ini yang menyebabkan kemudian kompleksitas permasalahan transportasi Jakarta begitu luar biasa,” tegas Syafrin.
Di sisi lain kondisi lalu lintas yang tak kunjung membaik dinilai turut andil dalam macet Jakarta beberapa waktu belakangan.
Ditambah adanya proyek-proyek galian di sejumlah lokasi, kian memperparah kondisi di jam-jam sibuk.
Syafrin menerangkan kalau rata-rata tingkat kemacetan di Jakarta di atas 50 persen. Bahkan pada 2023 mencapai 53 persen.
“Kita melihat bahwa salah satu akar masalah kemacetan di Jakarta adalah pengaturan lampu lalu lintas yang masih statis. Ini menyebabkan inefisiensi ruang di setiap persimpangan yang ada,” pungkas dia.
Upaya Menangani Macet Jakarta
Sementara itu Syafrin menjelaskan bahwa pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi macet Jakarta.

Seperti contoh dengan mendorong perubahan paradigma masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi untuk kegiatan sehari-hari.
Pemprov DKI Jakarta ingin masyarakat lebih mengandalkan transportasi umum ketika ingin bekerja atau bersekolah.
“Selama lima tahun terakhir kita sudah melakukan perbaikan layanan angkutan umum dengan masif. Diintegrasikan secara utuh dan sekarang kita mulai masuk kepada bagaimana pengendalian lalu lintas itu,” Syafrin menutup perkataannya.