Remaja Ikut Demo Anarkistis Sujud Minta Maaf kepada Orangtua di Polresta Surakarta

SEBANYAK 65 remaja pelaku demo anarkistis di Kota Solo sujud meminta maaf saat dijemput pulang orangtuanya, Minggu (31/8). Berdasarkan pemantauan di lokasi, sebanyak 65 orangtua remaja yang terlibat demo anarkistis dipanggil ke Polresta Surakarta. Setelah berkumpul, orangtua diminta duduk di kursi. Sementara itu, setiap anak mereka duduk lesehan di hadapan orangtuanya. Remaja yan terlibat kerusuhan tersebut langsung sujud menangis meminta maaf kepada orangtuanya karena ikut dalam demo anarkistis. Para orangtua pun ikut menangis tak menyangka anak mereka terlibat aksi demo anarkistis dan ditangkap polisi. Salah seorang orangtua pelaku, Sumarni, 41, warga Kecamatan Banyudono, Boyolali, mengaku anaknya hanya ikut-ikutan diajak temannya. Dia tidak tahu anaknya terlibat.
“Anak saya pamit keluar rumah diajak temannya ngopi di Solo di pinggir jalan dan nonton event Pengging Fair di Boyolali. Saya suruh pulang lewat pesan singkat aplikasi, tapi tidak pulang. Tahu-tahu dikabarkan ditangkap polisi,” ujar di Polresta Surakarta, Minggu (31/8).
Dia mengaku saat anaknya mengabari lewat pesan singkat aplikasi sedang melihat demo di DPRD Sabtu dini hari pukul 03.00 WIB. Ia menambahkan anaknya diminta wajib lapor. Kemudian diperbolehkan pulang setelah membuat surat pernyataan bermaterai agar tidak mengulangi lagi.
“Saya sudah tegaskan lagi kepada anak saya untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya lagi. Anak saya sudah kerja, sudah lulus SMA,” pungkasnya.
Kapolresta Surakarta Kombes Catur Cahyono Wibowo mengatakan mereka terlibat Anarko yang mengganggu ketertiban di depan gedung DPRD. Mereka ialah remaja SMA dan SMP. “Kami imbau untuk para orangtua yang pasti untuk lebih meningkatkan pengawasan dan bisa mendidik mengarahkan putranya untuk menjadi generasi harapan di masa depan,” kata Catur
Ia mengatakan mereka ditangkap karena terlibat aksi demo anarkistis di Kota Solo termasuk DPRD Solo. Polresta Surakarta mengimbau agar masyarakat Kota Solo tidak terprovokasi dengan ajakan demo atau apapun yang dapat mengganggu keamanan Solo.(Ismail/Jawa Tengah)