Kalbe Farma Siapkan Rp 250 Miliar Buat Buyback, Manajemen Ungkap Tujuannya

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bakal melakukan pembelian kembali alias buyback saham, dengan nilai maksimum mencapai hingga Rp 250 miliar.
Melalui keterbukaan informasi BEI, Manajemen KLBF menjelaskan bahwa meskipun kondisi pasar saham tengah fluktuatif dan volatil, namun langkah buyback ini diyakini akan turut memperkuat fundamental perseroan.
"Buyback akan dibiayai menggunakan dana internal perseroan tanpa mengganggu kegiatan operasional," kata Manajemen KLBF dalam keterangannya, Rabu, 3 September 2025.

Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan IHSG di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). (Foto ilustrasi)
Manajemen memperkirakan akan adanya penurunan pendapatan bunga sekitar Rp 2,5 miliar pasca buyback. Meskipun, hal itu diyakini juga tidak akan berdampak secara material terhadap kinerja Kalbe Farma sendiri.
Manajemen berharap, langkah pembelian kembali saham atau buyback ini nantinya akan dapat memberikan keyakinan kepada para investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
"Serta meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan modal jangka panjang," ujarnya.
Sebagai informasi, periode buyback ditetapkan mulai 4 September hingga 3 Desember 2025, dengan harga saham yang dianggap wajar sesuai ketentuan OJK. Biaya yang timbul dari aksi korporasi ini seperti misalnya biaya perantara pedagang efek dan biaya terkait lainnya, diperkirakan maksimal 0,1 persen dari total nilai buyback.
Sementara dari sisi kinerja perseroan, Manajemen KLBF memperkirakan bahwa aksi buyback nantinya juga akan berdampak positif terhadap laba per saham (EPS).
Dengan dibelinya kembali seluruh saham, proforma EPS pun diproyeksikan naik menjadi Rp 70,43 per saham, atau lebih tinggi dibandingkan Rp 70,16 per saham yang dicatatkan pada tahun buku 2024. Selain untuk menjaga stabilitas harga saham, manajemen KLBF juga memastikan bahwa saham hasil buyback juga dapat dimanfaatkan sebagai saham treasuri.