Dari TPA ke Rumah Kita, Bahaya Sampah yang Tak Terolah

Setiap harinya, sampah yang tidak dikelola baik itu di TPA atau dibakar terbuka menimbulkan ancaman kesehatan nyata. Dampaknya tidak terbatas di lokasi TPA, tetapi merambat hingga ke lingkungan rumah kita.
Organisme multilateral dan media global telah memperingatkan tentang risiko utama. Koordinator Inisiatif Limbah dari UNEP Climate and Clean Air Coalition, Sandra Mazo-Nix, menjelaskan bahwa proses pembusukan anaerobik di dalam TPA menghasilkan gas metana secara berlebih, mempercepat perubahan iklim dan membahayakan kesehatan.
“Lantara TPA didesain lebih dalam dan menampung lebih banyak sampah, oksigen jadi makin sedikit sehingga kondisi di dalamnya sangat ideal untuk pembusukan anaerob,” kata dia dikutip dari laman UN Enviroenment Progaram.
Sementara itu, laporan The Guardian menunjukkan bahwa tumpukan zat berbahaya seperti PFAS yang dikenal sebagai “forever chemicals” dapat meresap lewat lindi (leachate) dan mencemari air tanah di dekat lokasi TPA.
Akibatnya, warga sekitar TPA berpotensi mengalami gangguan kesehatan serius. Studi dari The Lancet Planetary Health di Afrika Selatan menyatakan bahwa tinggal dalam radius 5 km dari lokasi sampah berkaitan erat dengan risiko asma, tuberkulosis, diabetes, hingga depresi.
Lebih lanjut, badan WHO menekankan bahaya pembakaran sampah terbuka sebagai sumber utama polusi udara (PM₂.₅), yang dikaitkan dengan jutaan kematian setiap tahun akibat penyakit pernapasan.
Dampak lain juga mencakup tekanan mental dan fisik akibat bau dan kebisingan. Studi dari otoritas Inggris menyebut bahwa odor (bau) dari TPA dapat menimbulkan stress psikologis yang bisa memicu gangguan seperti sakit kepala, batuk, mual, sampai gangguan tidur.
Bantuan CSR SRO- Pengolahan Sampah
Berkaitan dengan pengolahan sampah, Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa penyaluran bantuan tiga unit motor Triseda dan tiga unit mesin pencacah plastik untuk mendukung pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Bantuan ini diberikan dalam rangka memperingati 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (HUT ke-48 pasar modal Indonesia) bekerja sama dengan Yayasan Benih Baik Indonesia (Benih Baik). Bantuan ini didistribusikan ke beberapa titik di Kabupaten Banyumas, yakni Desa Pasir Wetan, Desa Alasmalang, Desa Karangsalam, serta Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE).
Pemberian bantuan motor Triseda diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengangkutan sampah, khususnya di area perumahan yang sulit diakses kendaraan besar. Kendaraan pengangkut sampah berbentuk motor roda tiga yang tersebar di desa-desa tersebut akan mempermudah pengangkutan sampah sehingga mampu mengurangi penumpukan.
Bantuan lainnya, yaitu distribusi mesin pencacah sampah diharapkan juga dapat mendukung masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah anorganik sekaligus mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Dukungan ini diharapkan memberikan dampak yang positif bagi kualitas hidup masyarakat, khususnya di Kabupaten Banyumas.
Direktur Utama KPEI Iding Pardi, sekaligus perwakilan Panitia HUT ke-48 pasar modal Indonesia menyampaikan bahwa pengolahan sampah merupakan aspek vital dalam upaya mendukung pengurangan pencemaran lingkungan dan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Lewat bantuan motor Triseda dan mesin pencacah ini diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat untuk pengelolaan sampah serta mendukung terciptanya sistem yang lebih efisien. Diharapkan bantuan ini juga dapat menjadi upaya nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak positif dari pengelolaan sampah dan perbaikan kualitas kebersihan lingkungan,” ungkap Iding.

Pemberian Bantuan Pengolahan Sampah
Bantuan secara simbolis disampaikan oleh Direktur Utama KPEI Iding Pardi, sekaligus perwakilan Panitia HUT ke-48 pasar modal Indonesia, kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas Widodo Sugiri, Ketua Program Kampung Iklim (ProKlim) Desa Pasir Wetan Aji Pamularso, Ketua ProKlim Desa Karangsalam Risky Khansa Zahro, dan Ketua ProKlim Desa Alasmalang Roniyah.
Acara penyerahan turut dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia Inarno Djajadi, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK Eddy Manindo Harahap, Direktur BEI Irvan Susandy, dan Kepala OJK Purwokerto Haramain Billady. Seremoni turut disaksikan oleh founder Benih Baik Andy F. Noya bersama perangkat kabupaten dan desa setempat.