Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana untuk membangun 4 fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) dalam rangka mengelola sampah secara jangka panjang dan menyediakan energi bersih.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Bun Joi Phiau meminta Gubernur Pramono cermat dalam melaksanakannya.

"Jangan sampai terjadi kesalahan-kesalahan yang nantinya dapat mengganggu kenyamanan masyarakat, alih-alih menjadi solusi terhadap masalah sampah dan energi bersih di Jakarta," ujarnya, Jumat (8/8).

Bun teringat dengan kasus Refuse-derived Fuel (RDF) Plant Rorotan yang sempat menjadi kontroversi ketika pengoperasiannya menimbulkan bau tidak sedap dan pemandangan asap berwarna hitam pekat, sehingga berimbas kepada kenyamanan dan ketenangan warga setempat.

"Kami masih ingat bagaimana RDF Rorotan waktu itu sempat menjadi masalah ketika mengeluarkan bau sampah dan pemandangan-pemandangan tidak baik dalam bentuk kemunculannya asap-asap berwarna hitam. Jangan sampai kendala serupa ditemukan lagi nantinya ketika PSEL yang ingin dibangun menjalankan fungsinya," sambungnya.

Ia mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk dengan cermat menggunakan teknologi terbaik, memastikan tidak ada masalah lagi dengan bau sampahnya, dan melakukan sosialisasi kepada warga mengenai pembangunannya.

"Nantinya, Pemprov DKI Jakarta harus benar-benar melakukan sosialisasi kepada warga di tempat yang lingkungannya akan terdampak oleh PSEL ini. Kemudian, bau sampah yang tidak sedap juga harus dihindarkan. Oleh karena itu, kajiannya harus lengkap dan tuntas, serta teknologi-teknologi yang nantinya digunakan harus berkualitas tinggi. Terlebih, PSEL ini akan dibangun di tengah-tengah wilayah pemukiman warga," lanjutnya.

Bun mengingatkan bahwa sejatinya PSEL itu nanti akan hadir untuk melayani masyarakat dan bukan untuk menyusahkannya.

"Semua itu penting untuk diperhatikan karena menimbang adanya niat membangun PSEL dalam rangka membersihkan sampah, maka akan menjadi ironis apabila kehadirannya malah menimbulkan bau tidak sedap di tengah-tengah penduduk dan mengotori pemandangan di sekitarnya," katanya.

Ia juga meminta agar PSEL yang akan dibangun itu bisa menyelesaikan masalah sampah di Jakarta secara optimal, terlebih isunya sudah menjadi perhatian banyak orang.

"Nantinya, kehadiran PSEL ini harus bisa memberikan dampak konkrit dalam mengurangi secara signifikan sampah-sampah di ibukota. Sebab, masalah sampah di Jakarta sudah akut dan ini harus diselesaikan segera," tutupnya. (Asp)