Panduan Keselamatan Berkendara untuk Sopir Truk dan Bus

Dalam dunia keselamatan berkendara, setiap kecelakaan selalu diawali dengan adanya hazard atau bahaya tersembunyi.
Bahaya inilah yang jika diabaikan, akan meningkatkan risiko kecelakaan.
Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap pengemudi truk dan bus adalah memeriksa kesiapan kendaraan secara menyeluruh.
Musa Salempa (55), Sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang selama 32 tahun telah menjadi sopir bus, memliki berbagai pengalaman di jalan.
Ahmad Wildan, Plt Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengatakan bahwa pemeriksaan dimulai dari aspek visual dan kelengkapan kendaraan.
Sopir harus memastikan bahwa semua instrumen di dashboard berfungsi normal, spion dalam kondisi baik dan bersih, wiper bekerja dengan semestinya, kursi dalam posisi ergonomis, dan sabuk pengaman dapat digunakan dengan baik.
Selain itu, kondisi ban dan tekanan angin wajib diperiksa untuk memastikan kesesuaian dengan standar pabrikan.
Lampu-lampu kendaraan—baik lampu utama, sein, lampu rem, maupun lampu darurat—semua harus dalam kondisi menyala.
Menurutnya, salah satu sistem terpenting yang harus diperiksa dengan teliti adalah sistem pengereman.
Seringkali, rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan kendaraan besar.
“Pemeriksaan level minyak rem, berupa perhatikan batas minimal-maksimal keterisian minyak rem, periksa adanya kebocoran minyak rem pada bagian roda jika minyak rem turun, periksa kandungan air dalam minyak rem untuk menghindari angin palsu (vapor lock), ganti minyak rem secara berkala,” ujar Wildan dalam keterangan resmi, Rabu (4/6/2025).
Sebuah truk kontainer bermuatan paket terguling dan menutup total akses jalan Trans Sulawesi setelah diduga mengalami rem blong, Rabu (14/5/2025).
“Pemeriksaan tromol, celah, dan ketebalan kampas rem. Injak pedal rem secara penuh; turunnya tekanan angin pada indikator tidak boleh melebihi 0,5 bar. Jika turunnya tekanan angin 1 bar atau lebih, agar mekanik memeriksa celah kampas atau kondisi kampas rem,” kata dia.
Pemeriksaan kebocoran angin juga menjadi prosedur penting sebelum kendaraan dijalankan.
Caranya adalah dengan memarkir kendaraan di tempat datar dan mengganjal roda, memastikan tabung angin dalam kondisi penuh, kemudian memutar kunci kontak ke posisi “ON”.
Kecelakaan truk diduga alami rem blong di GT Ciawi 2
Setelah itu, pedal rem diinjak dalam-dalam dan ditahan selama dua menit.
Jika dalam waktu tersebut tekanan angin menurun, maka kemungkinan besar terdapat kebocoran sistem dan perlu segera diperbaiki.
Ketika melintasi jalanan menurun panjang, pengemudi truk dan bus harus ekstra waspada.
Samsono (31) sopir truk asal Martapura OkU Timur Sumatera Selatan di depan truk yang Ia kemudikan mengantar barang ke Pulau Jawa
Teknik mengemudi yang keliru di medan seperti ini sangat berisiko menyebabkan rem blong.
Oleh karena itu, penggunaan gigi rendah sejak awal sangat dianjurkan.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kecepatan kendaraan tanpa harus sering menginjak pedal rem.
Apapun yang terjadi, jangan pernah memindahkan gigi ketika sedang berada di jalan menurun karena berisiko masuk ke posisi netral yang berbahaya. “Waspadai jika pengemudi melakukan pengereman berulang, maka kampas rem berisiko over heat (kelebihan panas) dan menyebabkan rem blong. Selain itu, juga bisa menyebabkan penurunan tekanan angin secara drastis dan berakibat rem blong,” ucap Wildan.
Selain itu, tekanan angin juga bisa turun drastis, memperparah risiko rem blong.
Dalam prosedur mengemudi di jalan menurun, sopir disarankan untuk menggunakan gigi rendah sebelum memasuki jalanan menurun, lalu mengaktifkan exhaust brake saat putaran mesin (RPM) mendekati zona merah.
Jika RPM terus naik, injak pedal rem dan nonaktifkan exhaust brake hingga RPM turun, kemudian lepaskan pedal rem dan aktifkan kembali exhaust brake bila RPM kembali naik.
Langkah ini bisa diulang sesuai kebutuhan dan kondisi jalan.
Melalui pemeriksaan yang teliti dan teknik mengemudi yang benar, risiko kecelakaan dapat ditekan secara signifikan.
Kedisiplinan sopir dalam memeriksa kondisi kendaraan bukan hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga melindungi nyawa penumpang dan pengguna jalan lainnya.