Koperasi Merah Putih di Solo Diperlakukan Seperti BUMD, Dikasih Modal Rp 800 Juta

Pemerintah terus mendorong pembentukan koperasi merah putih termasuk di tingkat kelurahan.
Wali Kota Solo Respati Ardi memastikan, sebanyak 54 kelurahan di Kota Solo akan memiliki Koperasi Merah Putih dalam waktu dekat.
"Koperasi Merah Putih kelurahan ora ono duite (tidak ada uangnya), nek ora nyambut gawe (kalau tidak bekerja). Jadi tidak ada Koperasi Merah Putih langsung gelontorkan dana dan lainnya,” ujar Respati, Senin (16/6).
Dia menjelaskan anggaran Koperasi Merah Putih ini dari APBN terbesar kedua setelah Badan Gizi Nasional (BGN)
"Jadi saat bimtek nanti outputnya harus cetho (jelas). Kami ajukan anggaran Rp 800 juta ke APBD-P 2025 untuk koperasi Merah Putih di kelurahan, dengan syarat disetujui DPRD Solo,” kata dia.
Dia menegaskan tidak semua kelurahan menerima dana Rp 800 juta untuk koperasi Merah Putih. Pihaknya akan memilih dua sampai tiga koperasi untuk jadi percontohan dulu.
“Kelurahan pertama jadi koperasi Merah Putih itu bisa jadi mendapatkan Rp 100 juta dan lainnya cuma Rp 10 juta. Itu tergantung hasil bimtek, mana yang paling siap. Kita ambil paling bagus ditiru koperasi lain,” papar dia.
Dia menjelaskan, Koperasi Merah Putih ini seperti BUMD Pedaringan di setiap kelurahan. Dana pemegang sahamnya, pengawasnya adalah lurah ex-officio.
"Jadi Koperasi Merah Putih ini Badan Usaha Milik Kelurahan, milik warga kelurahan," katanya.
Pihaknya tidak mengharuskan usaha Koperasi Merah Putih setiap kelurahan itu sama menyesuaikan potensi masing-masing . Dia mencontohkan membuat koperasi Merah Putih Mart.
"Nanti dikerjasamakan dengan distributor. Ada toko Madura, toko kelontong. Jadi nanti dari produk Mayora, Unilever masuk ke koperasi, toko klontong dan Madura yang membeli," katanya. (Ismail/Jawa Tengah)