Kehadiran Prabowo di KTT BRICS 2025 Dinilai Mempertegas Komitmen Non-Blok dan Memperkuat Pengaruh Global

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, adalah bukti nyata komitmen Indonesia terhadap prinsip non-blok yang bebas dan aktif.
Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS menandai langkah strategis yang memperkuat posisi bangsa dalam lanskap geopolitik dan ekonomi global yang semakin multipolar.
"Indonesia kian menegaskan nonblok, bebas aktif. Kita tentunya bangsa dengan debut Indonesia di BRICS. Hal ini sekaligus menunjukkan Indonesia menjadi pemain berpengaruh di kancah internasional," kata Mardani dalam keterangan persnya, Kamis (10/7).
Mardani menjelaskan, keikutsertaan Indonesia bukan sekadar pengakuan internasional, melainkan sebuah tonggak penting untuk memperjuangkan sistem pembiayaan internasional yang lebih adil dan akomodatif.
Hal ini juga menjadi momentum emas untuk memperluas kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, membangun aliansi pembangunan yang setara, meningkatkan perdagangan, serta mendorong transfer teknologi yang inklusif.
Presiden Prabowo Subianto telah menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli lalu, menandai bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh organisasi internasional beranggotakan 11 negara ini.
Dengan penambahan Indonesia, BRICS kini merepresentasikan 50% populasi dunia dan mencakup 35% Produk Domestik Bruto (PDB) global. Anggota BRICS saat ini meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, Iran, dan Indonesia.
Dalam KTT tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan berbagai isu, mulai dari semangat Konferensi Asia-Afrika Bandung hingga masalah global seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan. Meskipun menyadari adanya risiko, Mardani meyakini bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS adalah langkah yang tepat.
BRICS, sebagai forum ekonomi besar non-Barat, menawarkan potensi besar bagi Indonesia untuk memajukan agenda global yang relevan dengan kebutuhan domestik dan kawasan. Mardani menyambut baik komitmen Presiden Prabowo untuk memperluas jejaring persahabatan dan memperkuat kerja sama strategis antarnegara, sejalan dengan semangat diplomasi kolektif dan multilateralisme konstruktif.
Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dan mitra strategis bagi banyak negara, Indonesia memiliki posisi unik untuk berperan moderat dalam BRICS, menjembatani kepentingan lintas kawasan, dan mendorong tata kelola global yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Mardani juga mendorong penguatan kerja sama antarparlemen dalam kerangka BRICS. Diplomasi parlemen dianggap penting untuk memperkaya perspektif, meningkatkan transparansi, dan menjamin keberlanjutan serta akuntabilitas inisiatif lintas negara. Sinergi antara pemerintah dan parlemen sangat penting untuk memastikan kebijakan luar negeri Indonesia mencerminkan jati diri bangsa, menguntungkan rakyat, dan menjunjung tinggi perdamaian, kemandirian, serta kerja sama antarnegara yang saling menghormati.