Mobil Listrik Karya Anak Bangsa Ini Terinspirasi Arahan Prabowo

Mobil listrik i2c
Mobil listrik i2c

PT Teknologi Militer Indonesia atau TMI menghadirkan kejutan di GIIAS 2025 dengan meluncurkan mobil listrik konsep bernama i2C. Mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan masa depan, tapi juga simbol kemandirian industri otomotif Indonesia. Yang menarik, desainnya dibuat oleh talenta lokal dan berkolaborasi dengan rumah desain asal Italia, Italdesign.

Ditampilkan dalam bentuk clay model ukuran asli, i2C menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bisa melahirkan karya otomotif yang tidak hanya indah secara desain, tetapi juga kuat secara filosofi.

“Hari ini kita tampilkan biji asli, hasil karya kita sendiri. Desainnya benar-benar dari awal sampai akhir dibuat oleh tim Indonesia,” kata CEO TMI, Harsusanto di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis 24 Juli 2025.

Menurutnya kehadiran i2C ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dalam industri strategis.

“Sesuai dengan arahan dan visi Presiden Prabowo untuk membangun kemandirian nasional, hari ini kami memperkenalkan hasil karya anak bangsa yang dirancang dari nol dan sepenuhnya milik kita,” ujar dia.

Ia menyebut mobil ini sarat makna budaya Indonesia. Burung Garuda, simbol kekuatan dan kebijaksanaan, menjadi elemen utama pada desain eksterior. Selain itu, sentuhan motif batik juga hadir untuk memberikan nuansa seni tradisional yang elegan dan modern.

Garis desain luar terlihat tegas dan dinamis, terinspirasi dari semangat kemerdekaan di bulan Agustus. Sementara interiornya dibalut gaya simpel tapi fungsional, dengan kenyamanan premium sebagai fokus utamanya.

Namun, lebih dari sekadar tampilan, yang membuat i2C istimewa adalah kepemilikan atas desainnya.

“Selama ini kita tidak pernah punya industri otomotif mandiri, semua hanya rakitan. Sekarang kami desain dari nol, dan desain ini — termasuk hak intelektualnya (IP) — sepenuhnya milik Indonesia,”tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa desain adalah kunci dalam pengembangan kendaraan masa depan.

“Port dan komponen bisa dari mana saja, tapi desain dan integrasinya harus dari kita. Inilah yang akan membawa kita jadi tuan rumah di industri otomotif sendiri,” paparnya.

Dalam tahap produksi nantinya, TMI tidak menutup kemungkinan menggandeng mitra industri lain untuk merakit dan memproduksi massal, dengan skema efisien yang tetap menjaga harga jual kompetitif.

“Kami sudah kerja sama dengan beberapa pabrik dalam negeri yang punya kapasitas lebih. Jadi panel assembly akan tetap di tangan kita, tapi bisa bekerja sama untuk efisiensi,” jelasnya.

i2C juga lahir dari kerja sama lintas disiplin. Tim pengembangnya terdiri dari para profesional dengan pengalaman panjang di bidang otomotif, keuangan teknologi, dan desain global. Beberapa di antaranya bahkan pernah bekerja di perusahaan otomotif internasional selama lebih dari 20 tahun.

Dengan pendekatan kolaboratif dan semangat kemandirian, TMI menegaskan bahwa kehadiran i2C adalah langkah awal untuk membangun industri otomotif yang benar-benar buatan Indonesia  dari desain, hak intelektual, hingga perakitan.

Versi final i2C dijadwalkan meluncur tahun depan setelah melalui proses pengembangan dan penyempurnaan. Sementara itu, tampilannya di GIIAS 2025 digunakan sebagai ajang menjaring masukan publik dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam menciptakan mobil listrik karya anak bangsa.

Halaman Selanjutnya
Ia menjelaskan bahwa desain adalah kunci dalam pengembangan kendaraan masa depan.
Halaman Selanjutnya