Strategi Subaru di Pasar Mobil Indonesia

Subaru Indonesia, Arie Christopher, komunitas subaru, penjualan positif, Strategi Subaru di Pasar Mobil Indonesia

Meski tidak bermain di pasar massal, Subaru tetap menunjukkan eksistensinya di industri otomotif Tanah Air melalui pendekatan yang berbeda.

Hal ini disampaikan langsung oleh Chief Executive Officer Subaru Indonesia, Arie Christopher, saat ditemui di ICE BSD, Kamis (24/7/2025).

Menurut Arie, sejak kembali aktif di Indonesia pada 2022, Subaru tidak menargetkan angka penjualan agresif.

Fokus utama perusahaan adalah memperkenalkan kembali identitas merek dan mengedukasi pasar mengenai nilai dan keunggulan Subaru.

“Subaru itu bukan mobil mass market. Kita masuk ke segmen yang lebih spesifik, yaitu para car enthusiast dan konsumen yang paham nilai produk kami,” ujar Arie.

Selama tiga tahun terakhir, penjualan Subaru memang menunjukkan tren positif.

Bahkan, pada 2023 ke 2024, Subaru mencatatkan pertumbuhan sebesar 28 persen.

Namun, Arie menegaskan bahwa pertumbuhan tersebut bukan tujuan utama.

“Kita sedang dalam fase menancapkan kaki. Jadi baik kami maupun prinsipal di Jepang tidak mentargetkan angka penjualan tinggi,” katanya.

Strategi Subaru lebih banyak bertumpu pada kekuatan komunitas dan pendekatan langsung kepada konsumen loyal.

Subaru Indonesia, Arie Christopher, komunitas subaru, penjualan positif, Strategi Subaru di Pasar Mobil Indonesia

Booth Subaru di GIIAS 2025.

Salah satunya melalui Subaru Indonesia Club, komunitas resmi yang disebut Arie sebagai “promosi berjalan” untuk memperkenalkan brand ke khalayak yang tepat.

“Mayoritas konsumen Subaru adalah orang yang sudah punya mobil sebelumnya, bahkan mobil ketiga atau keempat. Biasanya mereka membeli Subaru untuk kesenangan, sebagai weekend car atau mobil hobi,” ujarnya.

Dengan pendekatan ini, Subaru tetap percaya diri menjalankan bisnis otomotif di Indonesia meski kompetisi semakin ketat, terutama dengan kehadiran berbagai merek baru dari Cina dan gempuran mobil elektrifikasi.

Arie menilai konsumen Subaru tidak terlalu terdampak oleh tren tersebut karena profil mereka yang lebih mengutamakan pengalaman berkendara dan nilai dari sebuah mobil.

“Kami tidak mau coba-coba meluncurkan produk yang belum siap. Setiap model yang kami bawa ke Indonesia harus punya masa depan yang jelas dan berkelanjutan,” kata Arie.