Obitarium Suryadharma Ali: Karier Moncer Sang Mantan Menteri Hingga Tersandung Kasus Korupsi

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali menghembuskan napas terakhir pada Kamis (31/7) pukul 04.25 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Kabar duka ini pertama kali tersebar melalui pesan singkat WhatsApp dan segera dikonfirmasi oleh pihak keluarga.
Lahir di Jakarta pada 19 September 1956, Suryadharma Ali menempuh pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan meraih gelar sarjana pada 1984.
Semasa kuliah, ia aktif dalam organisasi mahasiswa, bahkan sempat menjabat sebagai ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) dari 1985 hingga 1988.
Setelah lulus, Suryadharma Ali memulai karier profesionalnya di PT Hero Supermarket Tbk sebagai deputi direktur hingga 1999.
Dikenal sebagai sosok yang ramah dan aktif berorganisasi, ia juga terlibat dalam partai politik berbasis Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Jejak politiknya dimulai pada 1999 saat ia terpilih sebagai anggota DPR RI selama dua periode. Selama di DPR, Suryadharma Ali pernah menjabat sebagai Ketua Komisi V hingga 2004 dan Bendahara Fraksi PPP MPR RI.
Kariernya terus menanjak hingga puncaknya pada Februari 2007, ia terpilih sebagai Ketua Umum PPP, menggantikan Hamzah Haz, dengan masa kepemimpinan hingga 2014.
Selain itu, Suryadharma Ali juga pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Koperasi dan UKM dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) sebelum akhirnya menjabat sebagai Menteri Agama pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, karier politiknya terguncang pada 23 Mei 2014, ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana haji.
Beberapa hari setelahnya, ia mengajukan pengunduran diri dan resmi mundur sebagai menteri agama pada 28 Mei 2014. Ia akhirnya dinyatakan bebas pada tahun 2022.
Suryadharma Ali meninggalkan seorang istri, Wardatul Asriah, dan empat orang anak: Kartika Yudistira Suryadharma, Sherlita Nabila Suryadharma, Abdurrahman Sagara Prakasa, dan Nadia Jesica Nurul Wardan.