Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di kantor Kementerian ESDM.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, sumur minyak rakyat yang umumnya merupakan sumur minyak lama dan bukan sumber minyak baru, memiliki perputaran uang mencapai Rp 2,5 juta per harinya.

Hal itu diungkapkan Bahlil dalam konferensi pers 'Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I-2025', yang digelar di Kementerian ESDM, Jakarta.

"Jadi sumur-sumur itu sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka sudah kerjakan, cuma selama ini (statusnya) ilegal," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.

Ilustrasi sumur minyak.

"Mereka bahkan sampai dikejar-kejar oleh oknum-oknum aparat, jadi kasihanlah mereka yang rakyat ini," ujarnya.

Karenanya, melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja (WK) Untuk Peningkatan Produksi Migas, Bahlil menerangkan penanganan terhadap sumur minyak masyarakat dilakukan dengan sejumlah tujuan.

Antara lain yakni untuk mengurangi dampak lingkungan, isu keselamatan dan sosial kemasyarakatan, serta meningkatkan produksi minyak dan penerimaan negara. Bahlil memastikan, nantinya hasil produksi dari sumur minyak yang dikelola oleh masyarakat ini, dapat dibeli oleh Pertamina.

Dia menjelaskan, satu sumur yang dikelola masyarakat dapat menyerap hingga 10 tenaga kerja, sedangkan jumlah sumur masyarakat di Indonesia mencapai 25.000-33.000 sumur. Artinya, sumur minyak masyarakat dapat menyerap 250.000-330.000 tenaga kerja.

[dok. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025]

"Satu sumur itu bisa 3 barel minimal per hari, satu barel itu 159 liter. 159 liter dikali 3 dikali harga ICP kurang 20 persen. Itulah uang yang beredar di rakyat," kata Bahlil.

"Jadi dalam satu sumur itu, uang per hari yang beredar itu minimal Rp 2,5 juta dari satu sumur," ujarnya.