Rano Klaim Program ITCS Ampuh Kurangi Kemacetan di Jakarta hingga 20 Persen

Rano Klaim Program ITCS Ampuh Kurangi Kemacetan di Jakarta hingga 20 Persen

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, memimpin apel gabungan tiga pilar bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, TNI dan Polri, di Silang Monas Sisi Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu (27/8).

Dalam arahannya, Rano menyampaikan, Jakarta sebagai kota metropolitan punya tantangan serius dalam hal mobilitas, yaitu kemacetan. Berdasarkan Tom-Tom Traffic Index 2025, Jakarta berada di peringkat ke-90 kota termacet dari 500 kota dunia.

"Hal ini menunjukkan pentingnya mendorong peralihan moda ke transportasi publik sebagai solusi jangka panjang. Kemacetan juga berdampak besar bagi kualitas hidup. Sektor transportasi menjadi penyumbang polusi udara terbesar. Kemacetan tidak hanya menghambat mobilitas, tapi juga mempengaruhi perekonomian, pariwisata, dunia usaha, bahkan kesehatan masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut, Rano memaparkan, dari sisi ekonomi, berdasarkan studi Bappenas dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) II pada 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai 100 triliun rupiah per tahun, setara dengan empat persen Produk Domestik Bruto (PDB) Jabodetabek atau enam kali biaya pembangunan MRT fase pertama.

Karena itu, ia menekankan, kolaborasi semua pihak sangat diperlukan sebagai upaya pengendalian kemacetan, serta didukung transformasi berbasis teknologi. Dalam hal ini, Pemprov DKI tengah mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis AI yang sudah diterapkan di 65 titik dari total 321 persimpangan.

Menurut dia, sistem ini membuktikan mampu menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 15-20 persen, sekaligus menjadi basis pengawasan pajak kendaraan dan emisi.

"Selain itu, kami berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya melalui Mandala Quick Response yang memungkinkan pemantauan lalu lintas secara real-time berbasis GEI atau Geographic Information System yang terintegrasi dengan CCTV milik Dinas Perhubungan," ucapnya.

Ke depan, sistem Geographic Information System ini akan diperluas agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya.

Politikus PDI Perjuangan ini pun mengajak seluruh masyarakat untuk lebih disiplin berlalu lintas dan beralih menggunakan transportasi publik. Ia pun menjelaskan, pihaknya meluncurkan Transjabodetabek. Langkah itu sebagai solusi mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempermudah mobilitas.

"Kalau kita ingin membuka jalur Transjabodetabek, artinya wilayah setempat harus dibuka juga jalurnya, inilah saatnya kita berkolaborasi. Saya percaya dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif demi mewujudkan kota global yang membanggakan," pungkasnya. (Asp)