Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (23/8) pagi ini, masuk kategori tidak sehat dan berada di peringkat kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 177 atau masuk kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 67 mikrogram per meter kubik.
Angka tersebut menjelaskan, bahwa tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif. Sebab, bosa merugikan manusia hingga kelompok hewan yang sensitif. Lalu, bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan.
Jika berada di luar ruangan, maka bisa menggunakan masker dan menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.
Sementara itu, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama adalah Doha, Qatar di angka 250, urutan ketiga Kinshasa, Democratic Repiblic of the Congo di angka 172, urutan keempat Kampala, Uganda di angka 165, dan urutan kelima Addis Ababa, Etiopia di angka 163. (*)