Google Menyerah, Produksi Tablet Pixel Dihentikan Sementara

Google menyerah mengembangkan perangkat tablet miliknya. Perusahaan mengumumkan keputusan ini hanya dua tahun setelah peluncuran Pixel Tablet perdana pada 2023.
Alasan utama, menurut Google, adalah ketidakjelasan masa depan kategori tablet yang dinilai tidak cukup bermakna bagi konsumen.
Dalam wawancara bersama Bloomberg selepas acara tahunan Made by Google 2025, eksekutif perusahaan menyebut bahwa pengembangan penerus Pixel Tablet dihentikan untuk waktu yang belum ditentukan.
Pixel Tablet awalnya diluncurkan untuk menghidupkan kembali ekosistem tablet Android. Namun, tanpa data penjualan resmi, laporan pasar menyebut perangkat ini gagal menarik minat konsumen.
"Tidak ada skenario di mana pengguna akan membawa sebuah tablet," kata Shakil Barkat, Wakil Presiden Devices and Services Product Group Google.
Menurut Barkat, kebutuhan harian pengguna sudah cukup dipenuhi dengan ponsel, ditambah perangkat pendukung lain seperti jam tangan pintar, earbud, atau kacamata pintar.
Berbeda arah dengan pasar
Langkah Google untuk menghentikan sementara produksi tabletnya justru bertolak belakang dengan kondisi industri. Data Canalys mencatat, pasar tablet global tumbuh 9 persen pada kuartal I 2025.
Apple sebagai pemimpin pasar membukukan pengapalan 13,7 juta unit iPad dengan pertumbuhan 14 persen.
Xiaomi bahkan mencatat kenaikan hingga 56 persen. Produsen lain seperti Huawei, Nubia, Honor, dan Samsung juga tetap rutin merilis model baru, termasuk Galaxy Tab S10. Kondisi ini menandakan bahwa permintaan tablet global masih sehat.
Keputusan Google juga berseberangan dengan perilisian fitur multitasking dan mode desktop baru di Android 16. Kedua fitur itu dinilai ideal untuk perangkat tablet, terutama dengan rencana jangka panjang penggabungan Android dan ChromeOS.
Samsung sendiri telah mencoba mengarah ke pengalaman tablet sebagai pengganti PC lewat Samsung DeX.
Jejak Google di pasar tablet
Bukan kali ini saja Google menyerah di bisnis tablet. Sejak 2012, perusahaan sudah mencoba masuk ke kategori ini.
Google pertama kali menghadirkan Nexus 7 buatan Asus dan Nexus 10 buatan Samsung dengan layar beresolusi tinggi. Namun, masalahnya adalah minimnya aplikasi Android yang optimal di layar besar membuat perangkat tersebut sulit bersaing dengan iPad.
Google kemudian meluncurkan Pixel C pada 2015 sebagai tablet premium dengan aksesori keyboard opsional. Sayangnya, perangkat itu dinilai belum matang karena Android kala itu tidak mendukung multitasking dengan baik, dirangkum KompasTekno dari HardwareZone, Kamis (28/8/2025).
Upaya berikutnya dilakukan lewat Pixel Slate berbasis ChromeOS pada 2018. Tablet tersebut dipasarkan untuk produktivitas, dengan desain menarik dan harga tinggi. Namun, performanya dianggap tidak stabil dan gagal menyaingi Surface maupun iPad Pro.
Pada 2019, Google menghentikan produksi tablet dan fokus pada Chromebook. Namun, perusahaan kembali mencoba peruntungannya lewat Pixel Tablet berbasis Android pada 2023.
Tapi perangkat ini gagal menggaet minat konsumen dan tidak mampu menghidupkan ekosistem tablet Android.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!