Banyak Keluhan, Pamor Mobil Listrik di AS Meredup

Ketertarikan konsumen terhadap kendaraan elektrifikasi mulai bertumbuh khususnya di Asia Tenggara. Banyaknya produk Cina dengan harga kompetitif dan fitur berlimpah jadi daya tarik tersendiri.

Namun di Amerika Serikat, nampaknya minat terhadap mobil listrik justru semakin redup beberapa waktu belakangan karena alasan-alasan tertentu.

Berdasarkan riset AAA (America Automobile Association), banyak calon konsumen justru mengungkapkan keraguannya untuk membeli mobil listrik.

Per tahun ini, dilaporkan hanya ada 16 persen konsumen AS dilaporkan berminat membeli mobil listrik. Sementara sebanyak 63 persen menyatakan tidak tertarik, naik pesat dari hasil riset di 2022 yaitu 51 persen.

Merek Mobil Listrik Nio Minat Masuk RI, Jadi Rival Baru BYD

Jumlah orang yang menyatakan tidak tertarik beli mobil listrik menyentuh angka tertingginya tahun ini sejak 2022.

“Meskipun industri otomotif berkomitmen dalam jangka waktu panjang dan tawarkan model beragam, masih ada keraguan dari konsumen,” kata Greg Bannon, Director of Automotive Engineering AAA, dikutip Rabu (04/06).

Lebih lanjut dia menjelaskan, ada sejumlah poin utama yang membuat masyarakat enggan membeli mobil listrik.

Misalnya biaya perbaikan baterai yang terbilang cukup mahal. Mengatasi hal ini, sejumlah pabrikan menawarkan skema sewa baterai guna menambah ketenangan konsumen.

Selain itu harga mobil listrik relatif mahal. Kemudian buat perjalanan jarak jauh, EV (Electric Vehicle) masih dianggap belum dapat diandalkan.

Ternyata, di AS range anxiety dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya alias SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) juga masih menjadi kekhawatiran masyarakat.

Hasil riset itu menunjukkan bahwa faktor keselamatan turut menjadi alasan orang memilih untuk tidak membeli mobil listrik.

Terakhir, 12 persen orang dari studi tersebut mengaku khawatir akan keberlangsungan kebijakan pendukung EV seperti insentif pajak.

Perlu diketahui di Indonesia mobil listrik yang memenuhi kriteria mendapatkan insentif. Sehingga beberapa ditawarkan dengan harga kompetitif.

Mobil Listrik Offroad Racikan Subaru dan Toyota Debut Tahun Ini

Tetap ada kekhawatiran terkhusus dari sisi jarak tempuh dan ketersediaan infrastruktur, khususnya di daerah. Jika dilihat dari sisi penjualan, mobil hybrid masih lebih unggul.

Belum lama ini, pabrikan asal Cina yakni Chery menawarkan alternatif mobil listrik berteknologi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). 

Banderol Tiggo 8 CSH (Chery Super Hybrid) jadi yang termurah dibandingkan PHEV lain di RI, yaitu Rp 519 jutaan.