Mobil Listrik Bisa Dihack? Kenali Risiko dan Solusinya

Mobil listrik bisa dihack, simak penjelasan lengkap mengenai risiko dan cara mengamankannya.

Mobil Listrik Bisa Dihack? Kenali Risiko dan Solusinya, Metode Peretasan Mobil Listrik, Pentingnya Keamanan Siber untuk Mobil Listrik, Upaya Produsen dalam Meningkatkan Keamanan, Pentingnya Edukasi Pengguna
Ilustrasi mobil listrik di retas (©@ 2025 otosia.com)

Mobil listrik kini menjadi primadona di dunia otomotif, menawarkan teknologi canggih dan ramah lingkungan. Namun, muncul pertanyaan penting: mobil listrik bisa dihack? Jawabannya adalah ya, dan ini menjadi perhatian serius bagi para pemilik. Konektivitas yang ditawarkan mobil listrik, meski memberikan kemudahan, juga membuka celah bagi peretas untuk mengeksploitasi sistem.

Menurut seorang ahli keamanan siber, "Celah keamanan dalam sistem ini bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk mengakses, mengontrol, bahkan membahayakan kendaraan." Kejadian nyata seperti peretasan Tesla Model S pada tahun 2015 menjadi bukti bahwa risiko ini tidak bisa dianggap remeh.

Mobil listrik menggunakan Electronic Control Units (ECU) yang terhubung melalui jaringan internal. Jika seseorang berhasil masuk ke dalam sistem, berbagai fungsi kendaraan dapat dikendalikan dari jarak jauh. Mari kita bahas lebih dalam mengenai potensi risiko dan cara mengamankan mobil listrik.

Metode Peretasan Mobil Listrik

Peretasan terhadap mobil listrik dapat dilakukan melalui beberapa metode yang efektif, antara lain:

  1. Sistem Keyless Entry: Peretas dapat memanfaatkan kerentanan dalam protokol Bluetooth Low Energy (BLE) untuk membuka kunci dan menyalakan mobil dari jarak jauh.
  2. Kerentanan Perangkat Lunak: Jika ada celah dalam sistem infotainment atau sistem operasi mobil, peretas dapat mengakses dan mengendalikan berbagai fungsi kendaraan.
  3. Akses ke Jaringan Internal: Sistem kontrol dan manajemen elektronik mobil yang terhubung ke internet dapat menjadi titik masuk bagi peretas.
  4. Stasiun Pengisian Daya (SPKLU): SPKLU juga rentan, memungkinkan peretas mengambil alih kontrol dari jarak jauh.

Pentingnya Keamanan Siber untuk Mobil Listrik

Konsekuensi dari peretasan mobil listrik bisa sangat serius. Gangguan kecil seperti menyalakan klakson dapat terjadi, namun potensi bahaya yang lebih besar seperti pengambilan alih kendali kendaraan saat dikendarai juga mungkin terjadi. Oleh karena itu, produsen mobil listrik harus terus meningkatkan keamanan siber.

Pengguna juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan kendaraan. Memperbarui perangkat lunak secara rutin dan mengikuti praktik keamanan yang baik dapat mengurangi risiko peretasan. Penyimpanan kunci mobil di tempat yang aman dan penggunaan sistem keamanan tambahan juga sangat disarankan.

Upaya Produsen dalam Meningkatkan Keamanan

Produsen mobil listrik terus berupaya untuk meningkatkan keamanan siber. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Jerman, telah mengembangkan standar keamanan siber kendaraan. Tim keamanan digital di perusahaan otomotif kini bertugas untuk menguji dan memperbaiki celah dalam sistem sebelum digunakan secara luas.

Contohnya, Tesla secara rutin mengadakan program bug bounty yang memberi imbalan bagi siapa pun yang menemukan dan melaporkan celah keamanan. Strategi ini membantu perusahaan tetap berada selangkah di depan para peretas.

Pentingnya Edukasi Pengguna

Peretasan tidak selalu rumit. Kesalahan pengguna, seperti menggunakan password yang lemah atau tidak memperbarui sistem perangkat lunak, dapat membuka celah bagi penyerang. Edukasi pengguna menjadi sangat penting dalam menjaga keamanan kendaraan.

Dengan kombinasi antara sistem keamanan berlapis, pembaruan rutin, penggunaan enkripsi canggih, dan edukasi pengguna, risiko peretasan dapat diminimalkan secara signifikan. Meskipun mobil listrik bisa diretas, perlindungan terhadapnya akan semakin kuat seiring dengan perkembangan teknologi otomotif dan kesadaran keamanan digital.