Negara Tuvalu Bisa Habis Penghuninya dalam 35 Tahun, Ini Sebabnya

Tuvalu, visa iklim, tuvalu, visa australia, Tuvalu terancam tenggelam, Negara Tuvalu Bisa Habis Penghuninya dalam 35 Tahun, Ini Sebabnya, Ribuan warga ajukan visa iklim, Negara yang terancam tenggelam, Upaya adaptasi dan harapan pemerintah, Kekhawatiran akan eksodus jangka panjang

Tuvalu, negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik, menghadapi ancaman nyata akibat krisis iklim.

Lebih dari 4.000 warganya telah mengajukan visa migrasi iklim ke Australia karena naiknya permukaan laut yang mengancam kelangsungan hidup di tanah air mereka.

Langkah ini merupakan bagian dari respons atas perubahan iklim global yang telah berdampak langsung pada wilayah dengan ketinggian rendah seperti Tuvalu.

Ribuan warga ajukan visa iklim

Australia dan Tuvalu telah menandatangani kesepakatan “Falepili Union” yang membuka jalur migrasi iklim.

Lewat program ini, Australia menyediakan kuota hingga 280 visa setiap tahun bagi warga Tuvalu yang ingin pindah.

Sejak program dibuka pada pertengahan Juni 2025, sebanyak 1.124 warga telah mendaftar melalui sistem undian.

Jika digabung dengan anggota keluarga, total pendaftar mencapai 4.052 orang, menurut data pemerintah yang diperoleh Kyodo News, seperti dilansir Antara.

Dengan populasi total hanya sekitar 9.600 jiwa, Tuvalu diperkirakan akan kehabisan penduduk dalam waktu 35 tahun apabila program ini terus berjalan dengan kuota tetap dan minat yang tinggi.

Negara yang terancam tenggelam

Rata-rata ketinggian daratan Tuvalu hanya sekitar dua meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadikan negara tersebut sangat rentan terhadap kenaikan air laut yang dipicu oleh perubahan iklim.

Menurut Tim Perubahan Tinggi Permukaan Laut dari NASA, permukaan laut di wilayah Tuvalu telah naik sekitar 15 cm dalam 30 tahun terakhir. Angka ini 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.

NASA juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, sebagian besar wilayah daratan Tuvalu yang luasnya sekitar 26 kilometer persegi, termasuk seluruh infrastruktur penting, akan berada di bawah permukaan laut saat pasang naik.

Upaya adaptasi dan harapan pemerintah

Meskipun kesepakatan Falepili Union memberikan peluang bagi warga Tuvalu untuk tinggal dan bekerja di Australia, pemerintah setempat tetap berusaha mempertahankan keberadaan negaranya.

Proyek reklamasi lahan dan penguatan garis pantai terus dilakukan untuk menanggulangi dampak erosi dan kenaikan air laut. Tujuannya, mencegah terjadinya migrasi massal secara permanen.

Pemerintah Tuvalu juga menekankan bahwa program Falepili bukanlah jalur satu arah. Skema ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi warga untuk menimba ilmu dan keahlian di Australia, lalu kembali ke negaranya untuk membangun kembali komunitas mereka.

Kekhawatiran akan eksodus jangka panjang

Namun demikian, sejumlah pakar menilai tingginya minat terhadap visa iklim ini bisa menjadi indikator awal eksodus besar-besaran. Jess Marinaccio, mantan pejabat di Departemen Luar Negeri Tuvalu dan kini asisten profesor di California State University, menyebut antusiasme tersebut berpotensi menghambat upaya pelestarian Tuvalu.

“Meski kuota hanya 280 visa per tahun, tingginya minat menunjukkan bahwa warga Tuvalu kemungkinan besar akan terus mendaftar. Ini bisa berdampak pada kelangsungan populasi di negara tersebut,” ujarnya.