3 Jenis Beras yang Dikatakan Oplosan, Tidak Semuanya Buruk

Istilah beras oplosan di Indonesia memiliki kesan negatif. Beras oplosan seolah-olah harus langsung dihindari karena tidak layak konsumsi. Padahal, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Beras yang dioplos dengan tujuan tertentu bisa jadi memiliki kualitas lebih baik daripada standar beras biasa. Hanya saja, tidak semua beras oplosan dapat dianggap demikian.
“Kalau dalam bahasa Indonesia, oplosan itu artinya hasil campuran. Jadi, oplos itu tidak selalu bermakna negatif, kecuali jika konteks produk oplosan berakibat kepada penurunan mutu,” tutur Ahli Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/6/2025).
Kamu bisa menyimak tiga jenis beras oplosan yang mengacu pada makna berbeda berikut ini.
1. Beras campur (mixed rice)
Jenis beras oplosan yang dimaksud beras campur, merujuk pada beras yang digabung dengan bahan atau jenis karbohidrat lain.
Contohnya, jagung atau umbi-umbian sehingga bisa dikatakan sebagai beras jagung atau beras singkong.
“Jadi, walau tanpa menggunakan beras, hanya gilingan kasar jagung, bisa disebut dengan beras jagung karena digunakan untuk ditanak dan dimakan,” jelas dia.
“Banyak juga beras dicampur dengan bahan lain-lain supaya mempunyai bentuk yang baru, tetapi itu tidak diklaim sebagai beras murni,” sambung Tajuddin.
2. Campuran beberapa jenis beras
Selanjutnya, ada campuran beberapa jenis beras (blended rice) yang juga bisa dikategorikan beras oplosan, tetapi tidak mengubah mutunya. Misalnya, beras jasmin, beras pandan wangi, beras telang, beras rojolele, dan sebagainya.
“Nah, ini tidak menurunkan kualitas ya, tapi dia menjadi special rice. Yang mungkin dipersoalkan sekarang adalah beras yang dipalsukan,” sambung dia.
3. Beras oplosan yang menurunkan mutu atau merugikan pembeli
Terakhir, ada beras oplosan atau beras yang dipalsukan dan kali ini, memiliki makna negatif. Dalam hal ini, beras oplosan dicampur dengan bahan lain yang tidak seharusnya ada dalam beras asli.
ilustrasi beras. Dalam penelusuran langsung yang dilakukan pada Rabu (25/6/2025), ditemukan bahwa praktik oplosan dilakukan secara terbuka dan sistematis di beberapa toko.
Misalnya, beras plastik yang juga sempat ramai dibicarakan beberapa tahun lalu, atau jenis beras berkualitas rendah, yang seharusnya tidak diklaim dengan mutu baik pada kemasannya.
“Itu disebut dengan oplosan. Diklaim, tetapi ditambahkan bahan lain atau bahan atau beras dengan kualitas yang lebih rendah, tapi diklaim dengan kualitas yang baik,” kata Tajuddin.