Apa Itu Beras Oplosan dan Bagaimana Cirinya?

Apa itu beras oplosan, Jenis beras oplosan, beras oplosan adalah, jenis beras oplosan, ciri beras oplosan, apakah beras oplosan berbahaya, apa itu beras oplosan, Apa Itu Beras Oplosan dan Bagaimana Cirinya?

Ramai kabar beras oplosan beredar di pasaran usai investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) pada 6-23 Juni 2025.

Investigasi yang mengambil 268 sampel beras dari 212 merek di 10 provinsi itu menemukan, sebanyak 85,56 persen beras premium tidak dijual sesuai standar mutu.

Adapun 59,78 persen di antaranya dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET), serta 21,66 persen memiliki berat lebih rendah daripada yang tertera di kemasan.

Untuk kategori beras medium, 88,24 persen tidak sesuai mutu SNI, 95,12 persen melebihi HET, dan 9,38 persen tidak sesuai berat kemasan.

Beras-beras yang tidak sesuai SNI maupun keterangan pada kemasan produk, disebut sebagai beras oplosan. Apa itu beras oplosan?

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Apa itu beras oplosan, Jenis beras oplosan, beras oplosan adalah, jenis beras oplosan, ciri beras oplosan, apakah beras oplosan berbahaya, apa itu beras oplosan, Apa Itu Beras Oplosan dan Bagaimana Cirinya?

Apa itu beras oplosan?

Ahli Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, menuturkan, secara harfiah, beras oplosan berarti beras yang dicampur dengan bahan lain.

“Jadi, oplos itu tidak selalu bermakna negatif, seharusnya demikian, tetapi dalam konteks bahasa kita, artinya negatif,” ujar Tajuddin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/7/2025).

Ia membeberkan tiga jenis pencampuran (oplos) dalam konteks beras yang memiliki makna berbeda.

Pertama, beras campur (mixed rice). Dalam hal ini, beras dicampur dengan bahan atau jenis karbohidrat lain, seperti jagung, hingga menghasilkan produk bernama beras jagung.

“Jadi, walau tanpa menggunakan beras, hanya gilingan kasar jagung, bisa disebut dengan beras jagung karena digunakan untuk ditanak dan dimakan,” jelas dia.

Jenis beras oplosan selanjutnya adalah campuran beberapa jenis beras (blended rice). Istilah ini merujuk pada beras yang dicampur dengan jenis beras lain.

Meski demikian, orientasinya tidak buruk karena bertujuan memperbaiki kualitas beras.

Contohnya, jenis beras jasmin yang dihasilkan dari campuran beras dan menir jasmin untuk mendapatkan aroma dan tekstur lebih baik daripada beras biasa.

“Atau beras rojolele, beras pandan wangi. Ya karena mahal, teksturnya, aromanya, rasanya bagus. Maka ditambahkan menirnya ke beras yang biasa sehinga teksturnya masih bagus, sesuai dengan keinginan,” jelas Tajuddin.

“Nah, ini tidak menurunkan kualitas ya, tapi dia menjadi special rice. Yang mungkin dipersoalkan sekarang adalah beras yang dipalsukan,” sambung dia.

Terakhie, ada jenis beras oplosan atau beras yang dipalsukan merujuk pada beras yang dicampur dengan bahan lain, yang tidak seharusnya ada dalam beras asli.

Misalnya, beras plastik yang juga sempat ramai dibicarakan beberapa tahun lalu, atau jenis beras berkualitas rendah, yang seharusnya tidak diklaim dengan mutu baik pada kemasannya.

“Itu disebut dengan oplosan. Diklaim, tetapi ditambahkan bahan lain atau bahan atau beras dengan kualitas yang lebih rendah, tapi diklaim dengan kualitas yang baik,” ungkap dia.

Ciri beras oplosan

Menurut Tajuddin, beras yang dipalsukan seharusnya terlihat secara kasat mata. Ciri-ciri beras oplosan dapat dilihat dari warna, bau, dan teksturnya.

Ia tidak menjelaskan secara rinci warna, bau, dan tekstur beras oplosan. Namun, seharusnya, kata Tajuddin, tiga hal ini kontras terlihat dibandingkan beras asli.

“Setelah kita beli, buka di rumah, ya kemudian diperiksa kan secara visual warnanya, setelah dimasak terlihat teksturnya, kemudian ada baunya kan, baru dicuci mungkin ada yang mengambang atau ada yang terasa tidak seperti beras,” jelas Tajuddin.

Beras seharusnya berbau normal, tidak menyengat. Warnanya juga putih natural, bukan putih terang atau terlau putih.

Jika menemukan beras yang dicampur dengan bahan lain (bukan beras), lalu penulisan keterangan pada kemasan tidak sesuai dengan kualitas beras yang didapat, beras tersebut bahkan dapat dikatakan penipuan.

“Bukan disebut oplosan, tetapi dia adalah pemalsuan atau penipuan,” tegasnya.

Lebih lanjut, perbedaan beras asli dan beras oplosan bisa dilihat dari lama penyimpanan beras di rumah.

Beras asli seharusnya tidak tahan disimpan berbulan-bulan tanpa mengundang kutu beras. Meski penyimpanannya sesuai standar di dalam wadah kedap udara, kutu beras tetap akan muncul.

Sebaliknya, beras oplosan dapat disimpan berbulan-bulan tanpa menimbulkan kutu beras. Bahkan, nasi dari beras oplosan tahan basi hingga tiga hari.

“Kalau saya sarankan ke masyarakat, mulai sekarang, jangan (beli) beras yang terlalu putih karena beras yang masih biasa, masih mengandung dedak, terdapat nutrisi-nutrisi yang bagus untuk makanan baik, seperti yang dilakukan di negara-negara maju,“ pungkas dia.