Dulu Gagal Masuk Akpol, Kini Letda Caj. Bisyarah Jadi Lulusan Terbaik Akmil

Di tengah deretan taruna yang menamatkan pendidikannya di Akademi Militer (Akmil) tahun 2025, nama Letda Caj. Bisyarah Salsabila Panggabean mencuri perhatian.
Perah gagal masuk Akademi Kepolisian (Akpol), gadis kelahiran 21 Mei 2003 itu kini tidak hanya lulus sebagai perwira, tapi juga menyandang penghargaan bergengsi Anindya Wiratama, predikat tertinggi bagi taruni terbaik Akmil.
Menjadi satu dari tiga siswa terbaik Akmil 2025, Bisyarah sukses mengukir prestasi di medan yang penuh tantangan, sebuah jalur yang selama ini didominasi laki-laki.
Dari Keluarga Sederhana, Berani Bermimpi Besar
Tak seperti kebanyakan taruna yang lahir dari latar belakang militer, keluarga Bisyarah jauh dari dunia kemiliteran.
Ayahnya, Bernard Panggabean, adalah karyawan swasta, dan sang ibu, Herika Sakti, adalah ibu rumah tangga.
Namun, semangat dan dorongan keluarga justru menjadi kekuatan utama yang mengantar Bisyarah hingga berdiri gagah di panggung kehormatan Akmil.
"Ayah saya mengarahkan anak-anaknya ke TNI. Ayah selalu meyakinkan saya, walaupun saya perempuan pasti bisa,” ujar Bisyarah.
Ia mengakui, menjadi perwira TNI adalah sesuatu yang benar-benar baru dalam sejarah keluarganya.
“Sebelumnya memang keluarga saya belum ada yang menjadi tentara seperti saya. Dan ini merupakan kehormatan bagi saya, telah diberi penghargaan langsung oleh Bapak KSAD dan Gubernur Akademi Militer,” tuturnya, dikutip dari tayangan YouTube TNI AD.
Pernah Diterima di Teknik Pertambangan dan Gagal Seleksi Akpol
Meski sempat diterima di Jurusan Teknik Pertambangan lewat jalur undangan salah satu perguruan tinggi, Bisyarah justru mengambil pilihan yang berbeda: mendaftar ke Akmil.
“Dulu saya lolos tes masuk suatu kampus, Jurusan Teknik Pertambangan. Tetapi karena saat itu juga lolos di tahapaan Akmil akhirnya saya memilih melepasnya,” ujarnya tanpa ragu.
Sebelumnya, pada 2021, ia sempat mencoba peruntungan di Akademi Kepolisian (Akpol), tetapi belum berhasil.
Tahun berikutnya, ia mendaftar ulang ke Akpol dan Akmil sekaligus. Nasib baik akhirnya berpihak padanya, Akmil menerimanya.
Berlatih Sejak SMA, Targetkan Prestasi Sejak Awal
Sejak duduk di bangku SMA 12 Bekasi, jurusan IPA, Bisyarah sudah mulai mempersiapkan fisik dan mental untuk masuk Akmil.
Ia bahkan mengikuti les akademik demi memperbesar peluang lolos seleksi.
Ketika akhirnya diterima, ia tidak ingin hanya menjadi peserta pasif dalam pendidikan militer. Ia menetapkan satu tujuan besar: menjadi yang terbaik.
"Untuk saya sendiri memang sudah menjadi target," ujarnya tegas.
Semangatnya tidak pernah surut meski banyak tantangan datang. Ia harus menghadapi rasa lelah, rasa rindu pada keluarga, hingga tekanan dalam pelatihan dan akademik.
“Tentu tidak mudah mendapatkan penghargaan ini terutama untuk kami, perempuan. Ini menjadi motivasi buat saya, rajin belajar dan Alhamdulillah menjadi kehormatan mendapat penghargaan ini,” tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyematkan tanda pangkat kepada perwira remaja peraih Adhi Makayasa saat Upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI dan Polri tahun 2025 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/7/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik dan mengambil sumpah 2000 calon perwira remaja (capaja) TNI dan Polri yang terdiri dari 827 capaja Akademi Militer (Akmil), 433 capaja Akademi Angkatan Laut (AAL), 293 capaja Akademi Angkatan Udara (AAU), serta 447 capaja Akademi Kepolisian (Akpol). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz
Nilai Tertinggi dan Pin Emas di Akmil
Selama masa pendidikan tiga tahun di Akmil, Bisyarah tak hanya konsisten dalam kedisiplinan dan akademik, tapi juga mencatatkan nilai prestasi akumulatif sebesar 842.697.
Ia juga meraih pin emas dari Tripola Dasar, penilaian penting dalam sistem pendidikan militer.
Dengan penghargaan Anindya Wiratama, yang setara Adhi Makayasa namun khusus bagi prajurit wanita, Bisyarah kini bergelar Letnan Dua dan tercatat sebagai taruni angkatan ketujuh.
Jumlah taruni dalam angkatannya hanya 17 orang, membuat pencapaiannya semakin membanggakan.
Saat namanya diumumkan sebagai peraih penghargaan tertinggi taruni, Bisyarah memilih merahasiakan hal ini dari sang ayah.
“Tidak bilang ke ayah, supaya jadi suprise,” katanya sambil tersenyum.
Letda Caj. Bisyarah Salsabila Panggabean adalah bukti nyata bahwa tekad, disiplin, dan dukungan keluarga bisa melampaui batas apa pun, termasuk batas gender di dunia militer.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .