2 Juta Warga DKI Jakarta di Atas 19 Tahun Belum Menikah, Faktornya Bukan karena Ketakutan

2 Juta Warga DKI Jakarta di Atas 19 Tahun Belum Menikah, Faktornya Bukan karena Ketakutan

Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, bahwa warga berusia di atas 19 tahun belum menikah.

Namun, alasannya bukan karena takut menikah, melainkan kesadaran untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih matang.

Kepala Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menanggapi data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta. Ada sebanyak 2.098.685 dari 7.781.073 jiwa penduduk Jakarta berusia 19 tahun ke atas yang belum menikah.

"Hal tersebut merupakan bagian dari perubahan sosial yang terjadi secara alamiah di masyarakat urban seperti Jakarta. Menunda pernikahan tidak selalu berarti ada ketakutan, tetapi lebih pada meningkatnya kesadaran individu dalam mempersiapkan kehidupan pernikahan secara lebih matang," jelas Iin.

Berdasarkan jumlah penduduk yang belum menikah, sebanyak 1.201.827 jiwa merupakan laki-laki, sementara sisanya adalah 896.858 jiwa yang merupakan perempuan.

Data Dukcapil juga menyebutkan, bahwa laki-laki menikah di usia 30-31 tahun. Lalu, perempuan menikah di usia 27-28 tahun.

Iin pun melihat fenomena tersebut sebagai sinyal penting bahwa perencanaan hidup, termasuk pernikahan, harus terus didukung melalui edukasi dan pembekalan.

Mengenai usia ideal menikah, Dinas PPAPP DKI Jakarta sejalan dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, bahwa usia ideal menikah bagi perempuan minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

"Usia ini dianggap sebagai titik kematangan fisik, mental, emosional, serta kesiapan sosial dan ekonomi seseorang untuk membangun rumah tangga," katanya.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas PPAPP DKI hadir melalui program-program edukatif yang mendorong kesiapan generasi muda membentuk keluarga yang sehat, setara, dan berdaya.

"Ini karena pada akhirnya, yang paling penting bukan hanya kapan menikah, tapi seberapa siap membangun kehidupan keluarga yang berkualitas," katanya. (*)