Waktu Tepat Makan Buah, Sebelum atau Sesudah Makan Berat? Ini Kata Dokter

Ada anggapan makan buah sebaiknya sebelum makan "berat" agar lebih cepat dicerna dan nutrisinya terserap maksimal. Benarkah demikian?
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PP PDGKI), dr. Erwin Christianto, Sp.GK, M.Gizi menjelaskan, anggapan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya tepat, terutama jika berdasar pada kebiasaan makan orang Indonesia.
“Kalau kita makan sendiri-sendiri atau terpisah setiap makanan. Dari nasi, daging, dan lauk lainnya, maka buah yang paling cepat dicerna oleh tubuh,” kata Erwin dalam diskusi media bersama Novo Nordisk di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
Makan buah sebelum atau sesudah makan berat?
Banyak yang percaya makan buah sebelum makan berat lebih sehat. Benarkah demikian? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini.
Menurut Erwin, makan buah sebelum makan hanya berlaku bila seseorang benar-benar memisahkan makanan secara bertahap.
Misalnya, makan buah lebih dulu, lalu setelah itu baru beralih ke nasi atau lauk lain dengan jeda waktu tertentu.
“Tapi kalau kita makannya nasi campur atau satu porsi langsung berbagai macam lauk maka semuanya akan tercerna bersamaan,” jelasnya.
Namun, jika kebiasaan makannya digabung dalam satu porsi maka buah bisa dimakan sebelum maupun sesudah makan. Sebab, proses pencernaannya akan sama dengan makanan lain.
Mengapa anjuran makan buah sebelum makan kurang tepat?
(Kiri ke kanan) Direktur Klinis, Medis dan Regulasi Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanny Meisha Tarliman dan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PP PDGKI), dr. Erwin Christianto, Sp.GK, M.Gizi dalam diskusi media di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
Erwin mengatakan, anjuran makan buah sebelum makan nasi sebenarnya kurang bisa diterapkan di Indonesia.
Di Indonesia, pola makan yang umum adalah makan nasi dengan berbagai lauk sekaligus dalam satu piring.
“Jadi anjuran makan buah sebelum makan itu sebetulnya kurang applicable, sebab orang Indonesia itu biasanya sering makan nasi dengan lauk lainnya bersamaan, bukan setiap lauk dimakan terpisah dan ada jeda durasi tertentu,” jelasnya.
Ia menambahkan, ketika dalam satu piring terdapat nasi, protein, sayuran, dan buah maka tubuh akan mencerna makanan tersebut secara bersamaan, tapi terpisah sesuai komposisinya.
Tidak ada masalah apakah buah dimakan di awal atau akhir, selama porsi makan dan asupan gizinya tetap seimbang.
Bagaimana buah dicerna di tubuh?
Banyak yang percaya makan buah sebelum makan berat lebih sehat. Benarkah demikian? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini.
Buah pada dasarnya memang makanan yang lebih cepat diserap tubuh dibanding nasi atau protein hewani.
Hal ini disebabkan kandungan serat dan air pada buah yang tinggi sehingga proses pencernaannya lebih ringan.
“Ketika kamu makan dalam satu piring ada nasi, protein, sayuran, dan buah, makanan tersebut akan dicerna di tubuh secara terpisah dan berbeda,” ujar Erwin.
Artinya, buah tetap akan diproses dengan optimal oleh sistem pencernaan, meskipun dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain.
Daripada memperdebatkan buah lebih baik dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, Erwin menekankan, yang lebih penting adalah komposisi makanan dalam satu piring.
“Intinya anjuran makan buah sebelum makan nasi itu salah kesimpulan. Penelitiannya pun bukan makan buah di awal atau di akhir lebih cepat dicerna yang mana,” katanya.
Menurut Erwin, semua makanan akan dicerna tubuh dengan baik selama porsinya seimbang.
Idealnya, dalam satu piring terdapat seperempat nasi, seperempat lauk protein, seperempat sayur, dan seperempat buah.
Dengan pola ini, tubuh mendapatkan gizi seimbang tanpa perlu khawatir soal waktu konsumsi buah.
Ia menerangkan, tidak ada aturan baku bahwa buah harus selalu dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Hal yang terpenting adalah menjadikannya bagian dari pola makan seimbang setiap hari dengan konsisten.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!