Psikolog Ungkap Cara Tetap Optimis di Tengah Masalah Negara yang Membuat Stres

kondisi negara, ketidakpastian kondisi negara, membangun rasa optimis, rasa optimisme, cara tetap optimis di tengah masalah negara, masalah negara membuat stres, Psikolog Ungkap Cara Tetap Optimis di Tengah Masalah Negara yang Membuat Stres, 1. Menerima kenyataan tanpa kehilangan harapan, 2. Mengenali pikiran cemas dan mengelolanya, 3. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan, 4. Mengingat capaian positif yang sudah ada, 5. Mindset pertumbuhan jadi kunci optimisme

Kondisi politik dan sosial di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bagi sebagian orang, situasi ini dapat memicu rasa cemas, bingung, bahkan pesimistis terhadap masa depan. 

Namun, apakah mungkin tetap menjaga pola pikir realistis sekaligus optimis dalam menghadapi kondisi tersebut?

Psikolog Meity Arianty menegaskan, hal tersebut bukan hanya mungkin, tetapi justru penting dilakukan agar masyarakat tetap sehat secara mental sekaligus berkontribusi positif dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana membangun rasa optimis di tengah masalah negara yang membuat stres?

1. Menerima kenyataan tanpa kehilangan harapan

Menurut Meity, membangun pola pikir yang realistis namun tetap optimis dalam menghadapi ketidakpastian kondisi negara membutuhkan keseimbangan.

“Saya percaya bahwa membangun pola pikir yang realistis namun tetap optimis dalam menghadapi ketidakpastian kondisi negara membutuhkan keseimbangan antara menerima kenyataan namun tetap menjaga harapan,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (30/8/2025).

Ia menambahkan, masyarakat tetap bisa berharap Indonesia akan lebih baik. Harapan inilah yang menjadi bahan bakar perjuangan sekaligus menjaga semangat tetap hidup.

“Kita masih dapat berharap Indonesia akan jauh lebih baik, itu yang sedang kita perjuangkan saat ini,” ujarnya.

2. Mengenali pikiran cemas dan mengelolanya

Ia menjelaskan, berdasarkan teori kognitif behavioral, penting bagi setiap orang untuk belajar mengenali pikiran-pikiran berlebihan atau kecemasan tentang masa depan.

“Kita perlu belajar untuk mengenali dan mengelola pikiran-pikiran yang berlebihan atau cemas tentang masa depan, untuk lebih fokus ke pola pikir yang lebih konstruktif dan berbasis fakta,” katanya.

Artinya, masyarakat perlu melatih diri agar tidak terjebak pada pikiran negatif yang sulit dikendalikan. Fokuslah pada hal-hal yang konkret, nyata, dan dapat dilakukan sekarang.

3. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Alih-alih larut dalam kekhawatiran, Meity menganjurkan masyarakat lebih baik mengarahkan energi pada hal-hal yang bisa dikontrol.

“Ini bisa dilakukan dengan fokus pada hal-hal yang masih dapat kita kontrol, seperti tindakan positif dalam kehidupan sehari-hari atau kontribusi yang dapat kita berikan untuk masyarakat,” jelasnya.

Sebagai contoh, membagikan informasi yang membangun, tidak menjadi provokator, menghindari tindakan anarkis, bahkan hingga merusak fasilitas negara. 

Langkah ini jadi tanda bahwa kamu tetap peduli terhadap apa yang terjadi sekarang dengan bijak. 

Menurutnya, fasilitas negara adalah milik bersama yang dibangun dari pajak rakyat. Menjaga dan merawatnya berarti juga sama halnya dengan menjaga hasil jerih payah masyarakat sendiri.

4. Mengingat capaian positif yang sudah ada

Untuk menumbuhkan optimisme, Meity menyarankan agar masyarakat kembali mengingat capaian-capaian positif yang pernah diraih bangsa ini.

“Untuk menjaga optimisme, kita bisa mengingat kembali capaian positif yang sudah terjadi, kita ini bangsa besar, kaya, dan masyarakatnya ramah serta tulus ikhlas,” ujarnya.

Dengan cara ini, fokus kita tidak hanya tertuju pada kesulitan yang ada, melainkan juga pada kekuatan dan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia.

5. Mindset pertumbuhan jadi kunci optimisme

Meity juga menekankan pentingnya menjaga mindset pertumbuhan dengan melihat peluang baik yang mungkin bisa terjadi.

Menurutnya, setiap kesulitan membawa pelajaran dan potensi perubahan. Inilah yang menjadi kunci untuk tetap optimis meski berada dalam ketidakpastian.

“Menjaga mindset pertumbuhan yang menekankan bahwa setiap kesulitan membawa pelajaran dan potensi perubahan adalah kunci untuk tetap optimis meski dalam ketidakpastian,” imbuh Meity.

Dengan begitu, masyarakat bisa menjalani hidup dengan lebih optimis dan penuh makna.

Keseimbangan antara realitas dan optimisme akan membuat seseorang mampu menghadapi situasi negara dengan lebih bijak.

“Dengan demikian, kita bisa menerima kenyataan dengan kepala dingin dengan hati yang tenang tanpa kehilangan harapan, menjalani kehidupan dengan penuh makna,” tutup Meity.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.