'Ratu Ketamin' dalam Kasus Overdosis Matthew Perry Ngaku Bersalah, Terancam Hukuman 65 Tahun Penjara

perempuan yang dijuluki ‘Ratu Ketamin’ telah mengaku bersalah karena menjual obat-obatan yang akhirnya menewaskan bintang serial Friends, Matthew Perry.
Jasveen Sangha, 42, mengaku bersalah atas lima dakwaan di Los Angeles, Rabu (3/9). Dakwaan itu termasuk satu tuduhan mendistribusikan ketamin yang mengakibatkan kematian atau cedera tubuh. Perempuan berkewarganegaraan ganda Amerika-Inggris itu awalnya menghadapi sembilan dakwaan pidana. Jaksa federal menyebut rumahnya di Los Angeles sebagai emporium penjualan narkoba dan menemukan puluhan botol ketamin saat penggerebekan.
Sangha awalnya membantah tuduhan tersebut, tetapi sepakat untuk mengubah pengakuannya pada Agustus, hanya beberapa minggu sebelum ia dijadwalkan menjalani persidangan. Ia merupaka salah satu dari lima orang, termasuk dokter dan asisten pribadi aktor itu, yang menurut pejabat AS memasok ketamin kepada Perry. Mereka memanfaatkan kecanduannya demi keuntungan sehingga menyebabkan kematiannya akibat overdosis.
Para tersangka lain dalam kematian Perry meliputi Dr Salvador Plasencia dan Dr Mark Chavez, dua dokter yang menjual ketamin, Kenneth Iwamasa, asisten pribadi Perry yang tinggal bersamanya dan membantu membeli serta menyuntikkan ketamin, serta Eric Fleming, pihak yang menjual ketamin yang diperolehnya dari Sangha kepada Perry.
Keempat orang lainnya juga telah sepakat untuk mengaku bersalah dalam kasus ini. Mereka akan dijatuhi hukuman pada waktu yang berbeda di November dan Desember. Sangha, menurut Departemen Kehakiman AS, menghadapi hukuman maksimal 65 tahun di penjara federal. Sidang pembacaan vonis untuk Sangha, yang saat ini ditahan dalam tahanan federal, dijadwalkan pada 10 Desember di Los Angeles.
Mengungkap Gurita Penjualan Ketamin di Hollywood
Perry ditemukan tewas di jacuzzi rumahnya di Los Angeles pada Oktober 2023. Hasil pemeriksaan menunjukkan kematiannya disebabkan efek akut ketamin.
Ketamin merupakan anestesi disosiatif dengan efek halusinogen, menurut Badan Penegakan Narkotika AS (DEA). Obat ini dapat mengubah persepsi penglihatan dan pendengaran serta membuat pengguna merasa terlepas dan tidak terkendali. Obat ini biasanya digunakan sebagai anestesi suntik untuk manusia maupun hewan karena membuat pasien merasa terlepas dari rasa sakit dan lingkungan. Pihak berwenang menegaskan ketamin hanya boleh diberikan dokter. Pasien yang menggunakan obat ini harus diawasi profesional karena efek sampingnya yang berbahaya.
Kematian Perry dan penyelidikan tentang cara ia memperoleh begitu banyak obat ini selama bertahun-tahun membuka gambaran tentang jaringan narkoba ketamin di Hollywood. Dalam wawancara dengan BBC, seorang dokter bahkan menyebut fenomena ini sebagai wild west.
Setelah penangkapan Sangha, pihak berwenang mendapat petunjuk untuk mengungkap gurita ketamin di Hollywood. Sebagai bagian dari perjanjian pengakuan bersalah, Sangha kemudian mengaku menjual ketamin kepada seorang pria bernama Cody McLaury pada Agustus 2019.
Otoritas federal menuduh Sangha telah memasok ketamin dari rumah penyimpanannya di North Hollywood setidaknya sejak 2019, bekerja sama dengan selebritas dan klien kelas atas. Lebih daripada 80 botol ketamin ditemukan di lokasi itu sebelum penangkapannya pada Maret 2024. Di saat yang sama, ditemukan pula ribuan pil termasuk metamfetamin, kokain, dan Xanax.
Sangha diketahui bergaul dengan kalangan selebritas. Seorang temannya mengatakan kepada Daily Mail bahwa Sangha menghadiri Golden Globes dan Oscars. Media sosialnya memperlihatkan hal itu. Ia tampil dalam gaya hidup glamor, termasuk pesta dan perjalanan ke Jepang serta Meksiko.(dwi)