Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto "Menghijau"

Harga Bitcoin kini membaik, tercatat melonjak lebih dari 7 persen ke level sekitar 82.305 dollar AS (sekitar Rp 1,385 miliar) per keping pada Rabu (10/4/2025) waktu AS.

Kenaikan harga Bitcoin ini menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunda penerapan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang AS selama 90 hari, dengan pengecualian terhadap China.

Menurut data Coin Metrics, Bitcoin diperdagangkan di kisaran 82.305 dollar AS (sekitar Rp 1,385 miliar) pada Rabu, setelah sempat jatuh ke level terendah harian di 74.567 dollar AS (sekitar Rp 1,255 miliar).

Pergerakan harga Bitcoin selama sehari terakhir setelah Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang AS selama 90 hari, dengan pengecualian terhadap China.

Pasar kripto "menghijau"

Kenaikan harga Bitcoin juga diikuti oleh lonjakan aset kripto lainnya. Ethereum, Dogecoin, dan XRP masing-masing naik lebih dari 12 persen, sementara token Solana melejit 14 persen.

Saham-saham yang berkaitan dengan aset digital pun turut terangkat, seperti MicroStrategy (rebranding menjadi Strategy) yang melonjak 23 persen, Robinhood naik 24 persen, dan Coinbase hampir 17 persen, sebagaimana dilaporkan CNBC.

Meskipun pasar kripto mulai rebound, kondisi keseluruhannya masih belum sepenuhnya pulih. Sejak awal tahun, Bitcoin masih turun sekitar 12 persen, dan hampir 25 persen dari rekor tertingginya pada Januari lalu.

Secara keseluruhan, nilai total pasar kripto saat ini berada di angka 2,63 triliun dollar AS (sekitar Rp 44.120 triliun atau Rp 44,12 kuadriliun), naik 3,1 persen dalam sehari, menurut CoinGecko.

Namun jika dibandingkan dengan nilai tertingginya pada Desember 2024, yang mencapai 3,9 triliun dollar AS (sekitar Rp 65,4 kuadriliun), pasar kripto telah kehilangan sekitar 30 persen nilai.

Langkah Trump untuk menunda tarif di sebagian besar negara kecuali China ini dinilai sebagai strategi sementara untuk meredakan tekanan pasar tanpa mengorbankan posisi tawarnya dalam negosiasi perdagangan.

“Ini sinyal bahwa pendekatannya bersifat transaksional, bukan ideologis,” ujar Ben Kurland, CEO platform riset kripto DYOR. Ia menambahkan bahwa meskipun kebijakan ini menenangkan pasar dalam jangka pendek, ketidakpastian tetap membayangi.

Meskipun pergerakan harga Bitcoin dalam sehari biasanya tidak terlalu liar dibanding saham, nilai mata uang kripto ini tetap sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi dunia, termasuk kebijakan tarif dari negara besar seperti AS.

Ia menyarankan agar mereka mengatur ulang strategi investasinya untuk menghadapi kemungkinan pelemahan nilai dollar AS dan kenaikan harga-harga (inflasi) yang berlangsung lama, seperti yang pernah terjadi sebelumnya saat hubungan dagang antarnegara sedang panas-panasnya.