Cara ke Museum Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta

Bila berniat tapak tilas peristiwa 12 Mei 1998 yang terjadi 27 tahun silam, silakan datang ke Museum Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Kampus A, Grogol, Jakarta Barat.
Lokasi Museum Tragedi 12 Mei 1998 sangat dekat dari halte TransJakarta. Cukup berjalan kaki beberapa langkah ke pintu masuk kampus.
Tempat bersejarah ini bisa menjadi pilihan wisata edukatif murah di Jakarta. Selain mudah diakses dengan transportasi umum, Museum Tragedi 12 Mei 1998 juga tidak memungut biaya masuk.
Cara ke Museum Tragedi 12 Mei 1998
Stasiun terdekat dari Museum Tragedi 12 Mei 1998 adalah Stasiun KRL Grogol. Jaraknya sekitar 1,2 kilometer.
Ada beberapa opsi transportasi dari Stasiun Grogol menuju Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Pertama, kamu bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online (daring). Tarifnya berkisar dari Rp 13.000 sampai Rp 15.000 sekali jalan.
Opsi lain, lanjutkan perjalanan menggunakan Jaklingo 04 rute Grogol-Tubagus Angke, naik dari Stasiun Grogol menuju Terminal Grogol. Selanjutnya, jalan kaki sekitar 130 meter menuju Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Selanjutnya ada bus TransJakarta koridor 9E rute Jelambar-Pasar Kebayoran. Pengunjung bisa turun di Halte Universitas Trisakti.
Dari arah Stasiun Grogol, naiklah bus di Halte Jelambar. Sebaliknya, dari arah Pasar Kebayoran, kamu bisa naik dari Pasar Palmerah, Slipi Petamburan, dan Tanjung Duren, dan turun di Halte Universitas Trisakti.
Terakhir, ada bus Transjakarta koridor 9 rute Pinang Ranti-Pluit dan koridor 9A rute Cililitan-Grogol. Nantinya kamu bisa turun di Halte Grogol Reformasi, lalu berjalan menyeberangi jembatan agar bisa sampai di depan Universitas Trisakti.
Ada apa saja di Museum Tragedi 12 Mei 1998?
Museum Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta Barat.
Selama berada di Museum Tragedi 12 Mei 1998, pengunjung bebas melihat koleksi foto dan barang peninggalan pejuang reformasi.
Ada empat pejuang reformasi yang tewas tertembak di kampus mereka sendiri, Universitas Trisakti, usai aksi damai. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Tulisan tangan, baju, almamater, topi, dan sepatu yang terakhir dikenakan oleh para korban, diletakkan di dalam laci dengan penutup kaca.
Profil para korban yang meninggal juga ditulis lengkap di dinding bertajuk "In Memoriam" di Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Selain itu, papan putih pengangkut korban meninggal dan kaca dengan bekas tembakan saat peristiwa terjadi, masih disimpan dalam kondisi asli sejak Tragedi 12 Mei 1998.