Suzuki Optimistis Mild Hybrid Cocok Buat Pemula

JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki tetap optimistis pasar kendaraan mild hybrid akan terus berkembang di Indonesia, terutama di kalangan konsumen pembeli mobil pertama atau first car buyer.
Meski saat ini mobil Hybrid Electric Vehicle (HEV) mulai lebih terjangkau karena produksi lokal, dan harga mobil Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) asal China juga semakin kompetitif, Suzuki percaya mild hybrid masih memiliki ceruk pasar tersendiri.
Deputy Managing Director Sales and Marketing 4W Suzuki Indomobil Sales (SIS), Dony Ismi Himawan Saputra, menilai bahwa walaupun harga produk PHEV menurun, hal itu belum mencerminkan keseluruhan biaya kepemilikan.
Mesin Suzuki XL7 Hybrid Alpha
"Ya kalau rekan-rekan lihat, walaupun PHEV secara harga produknya turun tapi secara harga total cost, packet cost, harga mobil juga masih dalam range harga yang lumayan tinggi. Dibandingkan dengan versi hybrid di produk-produk yang kami perkenalkan,"
ujar Dony saat ditemui pekan lalu.
Dony menambahkan, keunggulan sistem mild hybrid Suzuki yang dikenal dengan Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) adalah kesederhanaannya dalam pemakaian dan perawatan yang hampir serupa dengan mobil berbahan bakar bensin konvensional.
"Saat ini rata-rata menggunakan mobil ICE, nah dengan pengoperasian yang tidak terlalu berbeda cara perawatan dan biaya perawatan yang tidak terlalu berbeda. Ini yang kami bilang sebagai langkah awal dari kami," katanya.

Suzuki Ertiga Hybrid
Dony juga mengungkapkan bahwa per Mei 2025, kontribusi penjualan mobil hybrid Suzuki telah mencapai 53 persen dari total penjualan. Ia berharap angka tersebut terus meningkat.
"Tahun ini (jajaran mobil hybrid) kami sudah 53 persen. Maka harapannya prosentase hybrid ini makin tinggi lagi sehingga di tahun 2025, di awal tahun kita sudah bisa memperkenalkan yang versi B," ungkapnya.
Cara Kerja SHVS
Sistem SHVS terdiri dari dua komponen utama, yakni Integrated Starter Generator (ISG) dan baterai lithium-ion.

Tampak Depan Suzuki Fronx GL
ISG berfungsi ganda sebagai motor penggerak dan pengganti alternator konvensional. ISG memberikan bantuan tenaga saat mobil berakselerasi, terutama pada kecepatan rendah. Dengan demikian, beban kerja mesin berkurang dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien.
Saat mobil melakukan deselerasi atau pengereman, ISG akan menangkap energi yang biasanya terbuang, lalu menyimpannya di baterai lithium-ion.
Energi ini kemudian digunakan kembali saat akselerasi, terutama ketika mobil melaju dari posisi diam atau menanjak (engine assist).