AS Buru Perempuan Penyelundup Senjata ke Iran, Tawarkan Imbalan Rp 245 Miliar

Baoxia Liu, Iran, penyelundupan teknologi, konflik militer, iran, AS Buru Perempuan Penyelundup Senjata ke Iran, Tawarkan Imbalan Rp 245 Miliar, Apa Peran Liu dalam Aktivitas Penyulundupan?, Bagaimana Jaringan Penyelundupan Ini Beroperasi?, Apa Implikasi dari Penyelundupan Ini?, Mengapa Keterlibatan Liu Menjadi Perhatian Publik?, Apa Latar Belakang Liu?

Seorang perempuan asal China, Baoxia Liu, yang juga dikenal sebagai Emily Liu, menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat (AS) karena diduga menyelundupkan senjata militer ke Iran.

Baoxia Liu diduga terlibat dalam aktivitas penyelundupan teknologi militer dari AS ke Iran, yang melibatkan penyediaan ribuan komponen elektronik.

Komponen-komponen ini berpotensi digunakan dalam pembuatan drone, rudal balistik, serta berbagai senjata militer lainnya, yang berkaitan langsung dengan konflik bersenjata antara Iran dan Israel.

Apa Peran Liu dalam Aktivitas Penyulundupan?

Liu tidak beroperasi sendirian. Ia bekerja sama dengan tiga individu lainnya, yaitu Li Yongxin (Emma Lee), Yung Yiu Wa (Stephen Yung), dan Zhong Yanlai (Sydney Chung).

Departemen Luar Negeri AS bahkan menawarkan imbalan hingga 15 juta dollar AS (sekitar Rp 245 miliar) bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Liu dan ketiga rekannya.

Bagaimana Jaringan Penyelundupan Ini Beroperasi?

Menurut pernyataan resmi AS, aktivitas penyelundupan ini telah berlangsung sejak tahun 2007, menggunakan perusahaan cangkang di China dan Hong Kong.

Mereka diduga telah menyembunyikan identitas pengguna akhir dari barang yang dibeli, sehingga eksportir AS percaya bahwa komponen tersebut akan digunakan di China.

Namun, pada kenyataannya, barang-barang tersebut dikirim ke Iran melalui jaringan logistik yang kompleks.

Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan bahwa "Liu dan rekan-rekannya diduga telah memalsukan identitas penerima akhir komponen sehingga barang tersebut tampak dikirim ke China, padahal sebenarnya ditujukan untuk Iran".

Setelah tiba di Iran, barang-barang tersebut diterima oleh entitas yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar, yang berperan dalam produksi militer Iran.

Apa Implikasi dari Penyelundupan Ini?

Senjata yang dihasilkan dari komponen ilegal ini juga diketahui dipasarkan ke negara-negara lain, seperti Rusia, Sudan, dan Yaman.

Liu dan ketiga rekannya telah didakwa di Pengadilan Distrik Columbia pada Januari 2024 dengan berbagai pelanggaran serius, seperti konspirasi, penyelundupan barang dari AS, pelanggaran sanksi Iran, serta penyampaian informasi ekspor yang menyesatkan.

Saat ini, mereka termasuk dalam daftar buronan paling dicari oleh Biro Investigasi Federal AS (FBI).

Mengapa Keterlibatan Liu Menjadi Perhatian Publik?

Keterlibatan Liu dalam penyediaan senjata ke Iran menarik perhatian publik, terutama mengingat meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.

Departemen Luar Negeri AS menekankan bahwa IRGC secara rutin menggunakan perusahaan-perusahaan cangkang untuk menyamarkan aliran dana, menghindari sanksi, serta mendapatkan teknologi yang seharusnya tidak dapat mereka akses secara legal.

"Teknologi buatan AS telah dimanfaatkan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran dalam pengembangan sistem senjata," jelas pernyataan tersebut.

Apa Latar Belakang Liu?

Diketahui bahwa Liu memiliki koneksi yang luas, termasuk Beijing, Teheran, Shiraz, dan Hong Kong.

FBI menggambarkan Liu sebagai agen pengadaan, pedagang senjata, dan operator sejumlah perusahaan dagang di China.

Ia juga mampu berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi, yang menunjukkan keahliannya dalam jaringan internasional yang kompleks ini.

Pencarian terhadap Liu dan rekannya menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pemerintah AS dalam mengatasi isu penyelundupan teknologi militer, serta dampaknya terhadap keamanan global.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .